Berita Tabanan
DTW Alas Kedaton Tabanan Tutup Sejak Pandemi Covid-19, Biaya Pakan Kera Sebulan Rp 25 Juta
Suasana di DTW Alas Kedaton yang berlokasi di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, tampak sepi
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
DLH Gianyar menilai hal ini perlu dicarikan solusi.
Sebab, selain memberikan rasa aman pada masyarakat, juga untuk melindungi kera-kera tersebut.
Sebab, jika hal ini terjadi berlarut-larut, bisa saja kesabaran masyararakat habis, dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, Ni Made Mirnawati, Selasa 16 Februari 2021 mengantakan, dalam menindak lanjuti keluhan masyarakat Desa Kemenuh terkait gangguan kera dari Daerah Alira Sungai (DAS) Tukad Petanu, pihaknya akan turun ke lapangan, mencari penyebab utama kera tersebut keluar habitat untuk mencari pakan.
"Kita akan mengecek ke lapangan, guna mencari akar penyebab kera-kera tersebut sampai keluar habitat mencari pakan," ujarnya saat dihubungi via telepon.
Terkait dugaan salah satu penyebab kera ini ke perkebunan warga karena maraknya penambangan batu padas,
Mirna mengantakan, seharusnya di kawasan tersebut tidak ada penambangan.
Jikapun ada, dipastikan itu merupakan penambangan ilegal.
Jika dalam pengecekan nanti pihaknya menemukan adanya penambangan liar, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perijinan Gianyar, Dinas Satpol PP Gianyar dan instansi terkait untuk menghentikan kegiatan penambangan tersebut.
"Di sepanjang DAS Petanu tidak ada ijin untuk penambangan apa pun. Jika ditemukan adanya aktivitas seperti itu, kami akan koordinasi dengan dinas terkait untuk menindaklanjuti," tandasnya.
Mirna memastikan, DLH Gianyar akan melestarikan kembali habitan kera-kera tersebut.
Namun hal ini juga membutuhkan kerjasama semua pihak.
"Ini tidak bisa sekaligus jadi, namun paling tidak luas habitatnya masih bertahan seperti semula," ujarnya. (*)
(I Wayan Eri Gunarta)