Berita Tabanan

DTW Alas Kedaton Tabanan Tutup Sejak Pandemi Covid-19, Biaya Pakan Kera Sebulan Rp 25 Juta

Suasana di DTW Alas Kedaton yang berlokasi di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, tampak sepi

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Suasana di DTW Alas Kedaton yang berlokasi di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, tampak sepi, Rabu 17 Februari 2021 - DTW Alas Kedaton Tabanan Tutup Sejak Pandemi Covid-19, Biaya Pakan Kera Sebulan Rp 25 Juta 

DLH Gianyar menilai hal ini perlu dicarikan solusi.

Sebab, selain memberikan rasa aman pada masyarakat, juga untuk melindungi kera-kera tersebut.

Sebab, jika hal ini terjadi berlarut-larut, bisa saja kesabaran masyararakat habis, dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, Ni Made Mirnawati, Selasa 16 Februari 2021 mengantakan, dalam menindak lanjuti keluhan masyarakat Desa Kemenuh terkait gangguan kera dari  Daerah Alira  Sungai (DAS) Tukad Petanu, pihaknya akan turun ke lapangan, mencari penyebab utama kera tersebut keluar habitat untuk mencari pakan. 

"Kita akan mengecek ke lapangan, guna mencari akar penyebab kera-kera tersebut sampai keluar habitat mencari pakan," ujarnya saat dihubungi via telepon.

Terkait dugaan salah satu penyebab kera ini ke perkebunan warga karena maraknya penambangan batu padas,

Mirna mengantakan, seharusnya di kawasan tersebut tidak ada penambangan.

Jikapun ada, dipastikan itu merupakan penambangan ilegal.

Jika dalam pengecekan nanti pihaknya menemukan adanya penambangan liar, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perijinan Gianyar, Dinas Satpol PP Gianyar dan instansi terkait untuk menghentikan kegiatan penambangan tersebut.

"Di sepanjang DAS Petanu tidak ada ijin untuk penambangan apa pun. Jika ditemukan adanya aktivitas seperti itu, kami akan koordinasi dengan dinas terkait untuk menindaklanjuti," tandasnya.

Mirna memastikan, DLH Gianyar akan melestarikan kembali habitan kera-kera tersebut.

Namun hal ini juga membutuhkan kerjasama semua pihak. 

"Ini tidak bisa sekaligus jadi, namun paling tidak luas habitatnya masih bertahan seperti semula," ujarnya.  (*)

(I Wayan Eri Gunarta)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved