Penuhi Keinginan Laki-laki, Inilah Alasan Sex Doll Menjadi Alternatif
Sex doll merupakan boneka yang secara seksual bernilai dan dikemas dengan erotis, cantik, serta bernuansa perempuan.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sex doll merupakan boneka yang secara seksual bernilai dan dikemas dengan erotis, cantik, serta bernuansa perempuan.
Sex doll ini kebanyakan diproduksi berjenis kelamin perempuan karena yang mengincar biasanya laki-laki.
dr. Made Oka Negara, M.Biomed selaku dosen FK Udayana yang juga selaku Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Denpasar memberikan penjelasan seputar sex doll, Rabu 17 Februari 2021.
"Setahu saya yang paling canggih itu Roxxxy, sex doll ini benar-benar menyerupai manusia. Sex doll bisa menjadi alternatif pilihan, karena pasif dan bisa diperlukan sesuai kehendak bagi laki-laki. Misalkan si laki-laki sedang ingin melakukan hubungan seksual, tinggal ambil sex dollnya, waktu berhubungan seksual mau diapakan saja, dicium, dipeluk itu bisa. Artinya karena sex doll ini “nurut” sesuai keinginan laki-laki," jelasnya.
Baca juga: Kondom Gerigi Rp 350 Ribu, Seks Doll Rp 4 Juta, Begini Kisah Pedagang Sex Toys di Bali Saat Pandemi
Baca juga: Antisipasi Gancet Ketika Sedang Melakukan Hubungan Seksual
Baca juga: 33,3 Persen Laki-laki Alami Kekerasan Seksual, Ini Berbagai Alasan RUU PKS Harus Segera Disahkan
Berbeda dengan pasangan pada umumnya, seperti harus menunggu mood atau keinginan, belum lagi ketika perempuan sedang datang bulan namun pasangannya sedang ingin melakukan hubungan suami istri, belum lagi pada laki-laki harus merespon misalkan perempuan yang inginnya seperti apa.
Semua itu tidak terjadi pada sex doll dikarenakan sex doll tidak bisa menuntut. Dan disanalah kelebihannya.
"Jadi secara emosional dia bisa mengikuti kemauan pihak laki-laki walaupun tidak secara alamiah. Padahal hubungan yang bagus kan alamiah, sharing, give and take, itu yang tidak didapatkan dengan sex doll. Itu mengapa yang menggunakan sex doll itu dengan alasan satu, suka variasi, ingin bervariasi, ingin tahu, dan tidak punya pasangan. Dua, bervariasi dan punya pasangan. Pasangannya tahu dan digunakan seperlunya. Tiga, yang ini karena tidak memiliki kepercayaan diri atau menolak untuk membina relasi atau sangat ingin mendominasi dalam hubungan seksual," lanjutnya.
Keberadaan sex toys, dalam hal ini sex doll sudah diketahui oleh semua negara.
Dan tentunya pada gradasi yang berbeda.
Di negara barat contohnya memang masyarakatnya mengetahui keberadaan sex doll dan juga tahu bagaimana cara memanfaatkannya.
"Tapi kalau di Bali berpikirnya itu jauh di luar negeri. Kemudian yang kedua masih mempermasalahkan aspek legalnya. Jadi belum biasa bagi orang Bali asli. Tapi kalau misalnya sudah dipromosikan sedemikian rupa, izinnya sudah legal, banyak yang testimoni, kalau sudah terbuka seperti itu bisa diadaptasi. Karena hal seperti ini mudah sekali diadaptasi," terangnya.
Kondom Gerigi Rp 350 Ribu, Seks Doll Rp 4 Juta, Begini Kisah Pedagang Sex Toys di Bali Saat Pandemi
Sebagai daerah pariwisata, penjualan sex toys di Bali termasuk tinggi.
Dari harganya yang termurah, seperti kondom gerigi Rp 350 ribu, hingga yang termahal sex doll seharga Rp 4 juta ada dijual.