Berita Bali
UPDATE Pengiriman Vaksin Covid-19 ke Bali Terlambat, Kadiskes: Mohon Bersabar Dulu
Dan untuk vaksinasi dosis kedua, saat ini memang ada keterlambatan akibat belum dikirimnya vaksin dari pusat.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Kambali
Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya memberikan data kegiatan vaksinasi yang sudah berlangsung di Provinsi Bali pada, Jumat, 19 Februari 2021.
"Kegiatan vaksinasi Covid-19 pada tenaga kesehatan di dosis pertama sudah sebanyak 96 persen dari sasaran sebanyak 36.843 orang atau sebanyak 35.353 orang.
Sedangkan untuk vaksinasi dosis ke dua, saat ini baru mencapai 62,2 persen atau sebanyak 23.063 orang dari sasaran 36.843," ungkapnya.
Dan untuk vaksinasi dosis kedua, saat ini memang ada keterlambatan akibat belum dikirimnya vaksin dari pusat.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk pengiriman vaksin lanjutan memang belum ada.
Terkait distribusi vaksin ini pihaknya masih menunggu rapat virtual dengan pusat hari ini.

Baca juga: Vaksinasi Dosis Kedua Diundur, RS Rujukan Covid-19 di Bali Kehabisan Stok Vaksin
"Memang ada keterlambatan pengiriman, yang mana untuk Jakarta sudah menerima dan Bali belum.
Dan untuk distribusi vaksin kemungkinan dalam beberapa hari ini dari pusat.
Jadwalnya Kamis kemarin, namun tertunda.
Mungkin keterlambatan ini diakibatkan oleh proses pengemasan vaksin, karena terlalu banyak.
Mohon bersabar dulu," lanjutnya.
Baca juga: Vaksinasi Tahap II Akan Berlangsung di Bali, Lansia yang Sudah Pensiun Belum jadi Prioritas
Sedangkan terakit informasi proses karantina di hotel akan di stop terlebih dahulu dan dialihkan ke karantina Mandiri, mulai bulan Maret ini, ia turut membenarkan informasi tersebut.
Terkait karantina mandiri menurutnya memang tidak efektif kalau tanpa pengawasan ketat.
Untuk itu, nantinya, satgas desa diharapkan ikut mengawasi proses karantina mandiri ini.
Kalau tidak diawasi tentu ini pasien bisa saja tidak disiplin ketika melakukan karantina mandiri.
"Atensi diharapkan harus bisa lebih tegas dan dilakukan dari satgas gotong royong di Desa," tutupnya.
Baca juga: RS Rujukan Covid-19 di Bali Kehabisan Stok Vaksin, Kegiatan Vaksinasi Dosis Kedua pada Nakes Diundur
Ia menegaskan stok vaksin Covid-19 jenis Sinovac kosong karena sasaran masing-masing rumah sakit.
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu kedatangan vaksin dari pusat untuk melanjutkan vaksinasi dosis kedua.
“Kalau di (RSUP) Sanglah habis karena sasarannya banyak. Yang penting dari pusat datang kita langsung melaksanakan,” ungkapnya pada, Jumat, 19 Februari 2021.
Menurutnya, tidak ada efek samping jika vaksinasi dosis kedua ditunda namun kekebalan antibodi dari vaksin tersebut tidak maksimal.
Dia meminta kepada seluruh nakes sabar untuk mengikuti vaksinasi tahap kedua.
Vaksinasi dinyatakan tidak efektif jika melewati empat minggu dari jadwal vaksinasi dosis pertama.
“Asal jangan terlalu jauh, gak papa sih sebenarnya cuman kekebalannya. Kalau mengikuti jadwal antibodinya maksimal kalau tidak ya tidak gitu aja,” tutupnya.
Baca juga: Bali Siap Sukseskan Target Nasional Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua, Ini Metode Anyarnya
Sementara untuk target yang disampaikan kepala BNPB agar pengendalian Covid-19 bisa tercapai bulan Agustus ini, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali memberikan tanggapan.
Menurutnya sepanjang masyarakat dan semua orang disiplin, tentu target itu bisa terealisasikan.
Dan jika sebaliknya, tentu hal itu tidak bisa tercapai sesuai dengan target.
"Intinya kembali ke disiplin masing-masing. Vaksinasi yang sudah dilakukan sebagai salah satu upaya. Mudah-mudahan target ini bisa tercapai," ujarnya.
Baca juga: Vaksinasi Tahap Dua Mulai Hari Ini 17 Februari, Bali Sasar Puluhan Ribu Lansia hingga Pelaku Wisata
Sedangkan dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 ini, aktivitas tracing dan testing di Bali diakuinya telah dilakukan semaksimal mungkin.
Jika dalam satu kasus minimal akan ada 20 hingga 30 orang yang di tracing dan dites.
Bahkan di lapangan, kini juga dibantu oleh TNI, Polri untuk melakukan tracing.
"Dari hasil tracing itu, barulah akan dilakukan testing minimal 20-30 orang.
Kalau masyarakat atau kita semua belum disiplin, saat melakukan tracing testing, bisa saja kasus akan lebih banyak.
Kuncinya adalah disiplin sebenarnya," tutupnya. (*)