Berita Badung

Harapkan Pariwisata Segera Kembali Pulih, Dewan Badung Usulkan Penggunaan GeNose di Kawasan Wisata

Jika memang bisa mendeteksi pemeriksaan tes Covid-19, seharusnya dicoba untuk memulihkan pariwisata yang ada di Bali, khususnya Badung.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Ketua Fraksi PDI Perjuangan I Gusti Anom Gumanti 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Wacana penggunaan alat pendeteksi covid-19 yakni GeNose di kabupaten Badung berkembang pesat.

Bahkan jajaran dewan mengaku sangat mendukung jika pemerintah menggunakan GeNose tersebut, hanya saja alat tersebut dipasang di beberapa tempat wisata yang ada di Badung.

Jika memang bisa mendeteksi pemeriksaan tes Covid-19, seharusnya dicoba untuk memulihkan pariwisata yang ada di Bali, khususnya Badung.

Alat pendeteksi Covid-19 ini dipandang perlu guna menekan penyebaran Virus Corona.

Baca juga: UPDATE:Pedagang Nasi Jinggo di Badung Ini Mengaku Belum Tahu Soal Waktu Berjualan Sudah Tak Dibatasi

Ketua Fraksi  PDI Perjuangan DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti, mengatakan pihaknya siap mendukung refocusing anggaran untuk pengadaan alat tersebut.

 Sehingga pariwisata bisa kembali pulih, selebihnya bisa mengembalikan perekonomian di Badung.

“Ini untuk penelusuran penyebaran covid-19 ke masyarakat khususnya di daerah pariwisata seperti di Kabupaten Badung, kenapa tidak coba pakai saja,” ujar Anom Gumanti, Rabu 24 Februari 2021.

Menurutnya, penggunaan alat GeNose di Gumi Keris adalah sebagai langkah terdepan untuk mendeteksi Covid-19.

 “Kita adalah kawasan pariwisata dan sudah perlu terdepan dalam melakukan pencegahan.

Dan alat Genose perlu dibeli pemerintah Kabupaten Badung untuk mempercepat penanganan covid-19 ini,” tegasnya.

Politisi asal Kuta ini mengapresiasi adanya pelonggaran terhadap pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di Badung.

 Pelonggaran khususnya pada jam operasional usaha ini akan menghidupkan kembali ekonomi masyarakat kecil.

Dirinya menjelaskan dengan diperpanjangnya jam buka warung, pedagang nasi jinggo di jalanan bisa menekan kerugian.

Selebihnya pada usaha-usaha  pedagang kecil.

“Jadi intinya tidak ada kerumunan, termasuk ada pembatasan makan ditempat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved