Berita Tabanan
Peternak Babi di Tabanan Bali Belum Maksimal Terapkan Bio Security
Peternak babi di Kabupaten Tabanan kini dikatakan masih belum maksimal untuk penerapan bio security dan sanitasi lingkungan.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Peternak babi di Kabupaten Tabanan kini dikatakan masih belum maksimal untuk penerapan bio security dan sanitasi lingkungan.
Sehingga ternak warga khususnya skala rumahan justru gampang terserang penyakit.
Diharapkan, dengan kondisi saat ini, peternak yang masih memiliki ternak terutama skala rumahan agar menerapkan bio security dan sanitasi lingkungan dengan sangat maksimal untuk meminimalisir terserang penyakit atau virus.
Seorang peternak asal Banjar/Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan, I Ketut Gede Jaya Ada mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya selalu rutin menerapakan bio security dan sanitasi lingkungan secara maksimal.
Terbukti, dengan penerapan tersebut ternak miliknya terhindar dari ancaman penyakit.
Baca juga: Tabanan Ajukan 12 Proposal Bantuan, Peternak Minta Pemprov Pastikan Bibit Babi Sehat & Tepat Sasaran
Baca juga: Peternak Babi Dibantu Beli 1.000 Bibit, Pemprov Bali Anggarkan Rp 1,2 Miliar
"Jika melihat saat wabah babi mati mendadak di tahun 2020 lalu, syukur hewan ternak saya disini masih selamat. Saya selalu tekankan penerapan tersebut secara maksimal," ungkapnya saat dijumpai beberapa waktu lalu.
Menurutnya, minimnya penerapan bio security dan sanitasi tersebut lantaran secara umum di Bali beternak babi memang sudah menjadi peternakan rakyat.
Artinya para warga memang meiliki tradisi budaya untuk memelihara babi dalam skla rumah tangga.
Itu juga sehubungan dengan kebutuhan babi selain sebagai daging potong juga dijadikan sebagai sarana upacara setiap ritual keagamaan di masyarakat Hindu Bali.
"Nah mungkin karena faktor itu para masyarakat terutama yang beternak skala rumahan justru belum maksimal memahami perkembangan pengetahuan perihal kesehatan hewan, kualitas pakan, kandang, sanitasi hingga bibitan babi yang dihasilkan," ungkapnya.
Tiga Kunci Cara Beternak Sehat
Ketut Gede Jaya Ada menyampaikan, cara beternak yang baik dan sehat sebenarnya hanya perlu tiga kunci.
Pertama harus memulai dengan bio security pada kandang babi. Sebab, selama ini bio security belum diterapkan oleh peternak babi terutama skala rumahan (KK).
Kemudian, kandang babi dan rumah tempat tinggal harus memiliki jarak dan sekat maksimal sekitar 5 meter dari tempat tinggal.
Artinya, ketika membangun kandang babi yang lokasinya di belakang rumah dibuatlah sekat (pembatas).
Baca juga: Bantu Kelompok Peternak Lokal, Pemprov Bali Anggarkan Rp 1,2 Miliar untuk Pembelian 1.000 Bibit Babi
Baca juga: Terima Audiensi Para Peternak, Dewan Dukung Pelarangan Masuknya Bibit Babi dari Luar Bali