Berita Gianyar
Meski Uji Coba Sukses, Air Minum Gianyar Masih Belum Bisa Dipasarkan
Pihak rekanan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) telah melakukan komisioning atau uji coba terhadap mesin Air Minum Dalam Kemasan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pihak rekanan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) telah melakukan komisioning atau uji coba terhadap mesin Air Minum Dalam Kemasan ( AMDK) Gianyar, Kamis 25 Februari 2021.
Di mana hasilnya sesuai dengan ekspektasi semua pihak.
Meski demikian, air minum bernama Gianyar Mineral Water ini, belum bisa dipasarkan dalam waktu dekat ini.
Sebab pihak Perusda Tirta Sanjiwani Gianyar (dulu PDAM) selaku induk AMDK, masih belum mendapatkan sejumlah izin.
Dirut Perusda Tirta Sanjiwani Gianyar, Made Sastra Kencana mengantakan, masih ada berbagai tahapan sebelum Gianyar Mineral Water bisa dipasarkan.
Baca juga: Desa Adat Saba Gianyar Tunda Pembangunan, Utamakan Kemanusiaan
Baca juga: Pabrik Air Minum Dalam Kemasan Gianyar Hari Ini Diuji Coba, Berikut Spesifikasi Mesinnya
Baca juga: Waktu Berjualan Pedagang di Gianyar Kini Dibebaskan, Pemkab Hanya Atur Jam Layanan Makan di Tempat
Seperti, pihaknya harus menyiapkan peralatan pendukung.
Selain itu, pihaknya juga masih kekurangan fasilitas laboratorium.
"Peralatan lab kita masih kurang. Tapi kita terus berproses. Besok kita uji produksi. Tahap pengambilan sample, menganalisis titik kritis sampai prodak siap minum. Untuk siap minum ini, kita butuh uji lab sekitar satu sampai dua jam," ujar Sastra.
Selain itu, hal menyebabkan Gianyar Mineral Water ini belum diketahui kapan bisa dipasarkan adalah terkait perizinan.
Di mana pihaknya masih akan melakukan uji SNI. Setelah itu baru pihaknya meminta izin edar di BPOM.
"Kita masih uji SNI, setelah itu kita minta izin edar di BPOM. Harapannya April,pas ulang tahun Gianyar kita launching," ujarnya.
Baca juga: Sejak Pandemi, Kerajinan Tenun di Pejeng Kangin Gianyar Bali Mulai Bangkit
Terkait pemasarannya nanti, Sastra mengatakan ada perubahan. Dalam skema awal, pihaknya menitik beratkan pemasaran di sektor pariwisata, seperti hotel, restoran dan sebagainya.
Namun karena pariwisata tengah lesu dan banyak hotel hingga restoran yang tutup, sehingga sasaran utamanya adalah sektor perkantoran.
"Karena lagi pandemi, dan situasi pariwisata seperti ini (mati suri), untuk sasaran perhotelan, restoran tidak memungkinkan untuk kita jajaki saat ini. Karena itu, fokus pemasaran nanti kita di perkantoran dulu," tandasnya.