Corona di Bali
Tunda Pembangunan, Desa Adat Saba Gianyar Alihkan Dana Rp100 Juta untuk Penanggulangan Covid-19
Desa Adat Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali menunda semua pembangunan yang telah dirancang selama bertahun-tahun yang rencananya
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Desa Adat Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali menunda semua pembangunan yang telah dirancang selama bertahun-tahun yang rencananya menggunakan dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Bali.
Hal itu disebabkan karena prajuru setempat lebih memilih agar dana itu untuk bantuan sosial kemasyarakatan.
Informasi dihimpun Tribun Bali, dana BKK senilai Rp 300 juta tersebut sebesar Rp 100 juta harus digunakan untuk penanggulangan covid-19 di desa adat setempat, sementara sisanya bisa digunakan untuk pembangunan.
Rencana awalnya, Desa Adat Saba akan menggunakan dana itu untuk perbaikan Pura Kahyangan Tiga.
Baca juga: Waktu Berjualan Pedagang di Gianyar Kini Dibebaskan, Pemkab Hanya Atur Jam Layanan Makan di Tempat
Baca juga: Pedagang di Gianyar Bebas Layani Pesan Antar, SE Hanya Mengatur Makan di Tempat
Baca juga: Kena Prank Laporan Kebakaran Besar di Sukawati Gianyar, Petugas & Wartawan Clingak-clinguk di TKP
Jro Bendesa Adat Saba, I Gusti Ngurah Mahendradinata, Rabu 24 Februari 2021 mengantakan, Desa Adat Saba memilih menunda sejumlah pembangunan di Pura Kahyangan Tiga menggunakan dana BKK.
Di mana pihaknya memilih menggunakan dana itu untuk menanganan pandemi.
"Kami di desa adat mempending pembangunan di pura Khayangan tiga" ujarnya.
Hal itu karena saat ini kondisi perekonomian krama Desa Adat Saba relatif memperihatinkan, sehingga pembangunan di tengah warga yang kesusahan menjadi sesuatu yang tidak etis.
"Dampak pandemi, banyak warga kami kena PHK, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat sulit. Karena itu, dana BKK kami gunakan untuk memberikan bantuan sembako secara berkala," ujarnya.
Menurutnya, meski berada di ranah adat pihaknya merasa tidak elok untuk melakukan pembangunan di tengah kramanya banyak yang kesusahan.
"Rencananya kami akan memperbaiki semua Pura Kahyangan Tiga, mulai dari Pura Desa, Puseh dan Dalem Prajepati," ungkapnya.
CSR PLN Bantu Pembangunan Masyarakat Bali
Pada Kamis 11 Februari 2021, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali, kembali menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang juga disebut Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) melalui program PLN Peduli.
Bantuan yang diberikan antara lain berupa rumah ibadah, sarana dan prasarana umum, serta untuk pengentasan kemiskinan dengan total nilai sebesar Rp1.153.058.000.
Pemberian bantuan yang bertempat di Gedung Serbaguna PLN ULP Gianyar ini, disampaikan ke 14 penerima manfaat oleh perwakilan PLN UID Bali dan PLN UIP JBTB 1.
Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali, I Made Arya, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan PLN Peduli ini.
Disalurkan setelah mengevaluasi permohonan dan kebutuhan masyarakat setempat, khususnya di Gianyar, Tabanan, Bangli dan Buleleng.
“PLN sebagai perusahaan perseroan, diwajibkan memberikan CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Kami berkewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat, melalui penyaluran tanggung jawab sosial dan lingkungan atau yang masyarakat lebih kenal dengan istilah CSR,” jelas Arya.
Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian, kemandirian, dan turut memberikan semangat optimisme kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Perwakilan satu diantara penerima manfaat, adalah Kelihan Dinas Banjar Kayuambua, Nengah Rauh, dari Desa Tiga, Bangli, Bali.
Nengah Rauh menyampaikan apresiasinya kepada PLN, yang telah memberikan perhatiannya kepada masyarakat.
Untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik melalui bantuan CSR/TJSL.
“Terima kasih PLN atas bantuan yang diberikan, karena bantuan ini meringankan beban kami sekaligus menjadi penyemangat di masa sulit seperti sekarang ini,” katanya.
Ia berharap, program-program CSR/TJSL, khususnya pemberdayaan masyarakat miskin dapat terus dilakukan PLN.
Sehingga dapat berkesinambungan, karena manfaatnya secara langsung dapat dirasakan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, PLN UID Bali turut memperkenalkan aplikasi ‘PLN Mobile’, yang dapat diunduh dan diinstall di ponsel pintar masing-masing pelanggan.
Hal ini akan memudahkan pelanggan, memperoleh layanan PLN.
Diharapkan masyarakat dapat menyebarluaskan informasi ini kepada kerabat di daerahnya masing-masing.
Tak hanya melalui CSR/TJSL, pemerintah melalui PLN juga memberikan perpanjangan stimulus Covid-19.
Yakni diskon listrik untuk meringankan beban masyarakat tidak mampu, dan rentan serta kelompok industri dan komersial dalam menghadapi masa pendemi Covid-19.
Made Arya menjelaskan bahwa PLN memang rutin memberikan CSR kepada masyarakat.
“Untuk tahun 2021, kami masih menunggu persetujuan dari pusat. Sebab setelah pengajuan dari unit, maka pusatlah yang supervisi dan menyetujui,” tegasnya kepada Tribun Bali, Selasa 16 Februari 2021.
Sedangkan untuk CSR tahun 2020, telah digelontorkan untuk beberapa jenis bantuan.
Di antaranya, adalah untuk bencana alam sebesar Rp 100 juta.
Pendidikan dan pelatihan sebesar Rp 937, 228 juta.
Peningkatan kesehatan totalnya Rp 320 juta.
Kemudian ada juga untuk pengembangan fasum fasos, sebesar Rp 1,306 miliar.
Membantu sarana ibadah sebesar Rp 1,062 miliar.
Untuk pelestarian alam sebesar Rp 325 juta, dan untuk pengentasan kemiskinan sebesar Rp 400 juta.
Semuanya dalam bentuk bina lingkungan, baik dari dana reguler ataupun dana tambahan.
“Tambahan ini maksudnya adalah di luar rencana program kondisional,” jelas Arya.
Untuk dana tambahan CSR pada 2020, adalah sebesar Rp 147 juta lebih.
Sehingga total semua dana bina lingkungan reguler, pada 2020 adalah sebesar Rp 2.115.228.000.
Untuk total semua dana bina lingkungan tambahan sebesar Rp 2,335 miliar.
Total dari dana bina lingkungan baik reguler maupun tambahan adalah Rp 4.450.228.000.
Untuk total CSR pada 2020 sebesar Rp 147.461.500.
Arya menyebutkan, pada 2021 kuota CSR diperkirakan lebih rendah sekitar Rp 1,6 miliar.
“Jadi pada saat pandemi justru realisasi CSR lebih besar,” tegasnya.
Sedangkan untuk tambahan atau CSR reguler untuk tahun 2021, PLN masih menunggu arahan dan persetujuan dari kantor pusat.
Sebab prosentasenya ditentukan dari pusat.
Ia berharap CSR ini dapat membantu dan bahkan meringankan beban masyarakat.
General Manager PLN UID Bali, Adi Priyanto, mengamini hal tersebut.
Ia menjelaskan bahwa CSR adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
Sebagai rasa tanggung jawab perusahaan, terhadap sosial maupun lingkungan sekitar.
Khususnya dimana perusahaan itu berada.
“Seperti melakukan suatu kegiatan, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Serta menjaga lingkungan hidup, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan,” katanya. (*).