Berita Denpasar

Pemkot Denpasar Bali Berencana Manfaatkan Kos-Kosan Untuk Isolasi OTG-GR

Hal ini menyusul dihentikannya biaya untuk karantina di hotel oleh pusat. Isolasi dengan memanfaatkan rumah kos-kosan ini akan bersinergi dengan desa.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Noviana Windri
ist
Ilustrasi pasien corona. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemkot Denpasar berencana melakukan isolasi bagi Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) dengan memanfaatkan kos-kosan.

Hal ini menyusul dihentikannya biaya untuk karantina di hotel oleh pusat.

Isolasi dengan memanfaatkan rumah kos-kosan ini akan bersinergi dengan desa/kelurahan.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan, dihentikannya biaya karantina di hotel oleh pusat menjadi tantangan baru bagi penanganan Covid-19 di Kota Denpasar.

Apalagi menurutnya, setiap harinya penambahan kasus positif Covid-19 rata-rata  145 orang.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pemkot Denpasar Bali Siapkan Hotel 90 Kamar untuk Isolasi Pasien OTG dan GR

Baca juga: Ketentuan Baru PPKM Mikro di Denpasar Mulai Besok, Isolasi OTG dan GR Covid-19 Tidak di Hotel

Baca juga: Isolasi Mandiri Dapat Sembako Rp 300 Ribu di Denpasar, Pemkot Kembali Jajaki Hotel untuk Isolasi OTG

Dari jumlah tersebut, hanya 15 persennya yang dirawat di rumah sakit karena memiliki gejala sedang hingga berat.

Sedangkan sisanya harus menjalani karantina mandiri.

“Tapi kami lihat kalau isolasi mandiri di rumah tidak memungkinkan, sehingga kami sediakan fasilitas karantina dan kami sudah menyiapkan 108 bed atau 90 kamar. Dan kedepannya kami bersinergi dengan desa kelurahan membuat inovasi bagaimana memanfaatkan karantina di desa/lurah,” katanya usai pelaksanaan apel peringatan HUT ke-233 Kota Denpasar, Sabtu 27 Februari 2021.

Pihaknya akan meminta Forum Perbekel Desa/Lurah dan akan mengumpulkan semua perbekel dan lurah.

“Ini baru rencana, karena kami sekarang masih menyiapkan kamar hotel. Ke depannya dengan Forum Desa Lurah kami akan kumpulkan dulu perbekel dan lurah,” katanya.

Sebelum digunakan sebagai tempat isolasi, pihaknya akan memantau terkait kelayakan kamar tersebut.

Sehingga di samping harga murah, hal ini akan dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat khususnya pemilik kos-kosan.

Jaya Negara pun menganggap bahwa pengawasan pelaksanaan karantina tersebut akan lebih efektif.

Dimana dalam pengawasannya akan memanfaatkan Satgas Desa/Lurah bersama pecalang maupun Linmas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved