Berita Gianyar

Sempat Terisolasi Karena Longsor, Akses Jalan di Tegalalang Gianyar Bali Normal Kembali

Minggu 28 Februari 2021, dimana tanah longsor setebal lebih dari dua meter menutup akses Jalan Tangkup menuju Banjar Mumbi.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/Wayan Eri Gunarta
Tanah longsor setebal lebih dari dua meter menutup akses Jalan Tangkup menuju Banjar Mumbi, Desa Pupuan, Tegalalang, Gianyar, Bali, Minggu 28 Februari 2021 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Desa Pupuan, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali menjadi salah satu desa yang menjadi langganan bencana alam di Kabupaten Gianyar, khususnya tanah longsor.

Hal tersebut dikarenakan kawasan mereka berada di dataran tinggi, dan sisi jalannya masih berupa dinding tanah dan jurang. 

Seperti yang terjadi pada Minggu 28 Februari 2021, dimana tanah longsor setebal lebih dari dua meter menutup akses Jalan Tangkup menuju Banjar Mumbi.

Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa ini.

Hanya saja warga setempat tidak bisa melakukan aktivitas sebelum BPBD Gianyar melakukan penanganan.

Baca juga: Longsor Gerus Sanggah dan Senderan Warga di Karangasem Bali

Baca juga: Hujan Sehari, Empat Desa di Bangli Bali Dilanda Pohon Tumbang dan Tanah Longsor

Baca juga: 4 Kali Diterjang Longsor Dalam 10 Hari Terakhir, Darmawan Tak Berani Tidur di Rumahnya di Kintamani

Berdasarkan catatan Tribun Bali, setiap musim penghujan, warga setempat selalu cemas.

Sebab, kawasan mereka berupa dataran tinggi.

Karena itu, akses jalan di sini lebih banyak berdampingan dengan tebing tinggi dan jurang.

Selain itu, alam di sini pun masih terjaga keasliannya, sehingga pepohonan besar di sisi jalan sangat mudah ditemui.

Pohon tersebut dalam hari-hari biasa membuat wilayah setempat tampak asri.

Namun ketika musim hujan terlebih disertai angin kencang, dapat mengancam keselamatan.

Namun beruntung, pohon-pohon yang dijaga keasriannya oleh warga, tidak pernah menimbulkan korban jiwa meskipun tumbang akibat hujan atau angin kencang. 

Kepala BPBD Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba membenarkan, kawasan Desa Pupuan menjadi salah satu zona rawan bencana.

Sebab berada di daerah dataran tinggi.

Seperti pada, Minggu ini, tanah longsor setebal lebih dari dua meter terjadi sepanjang 10 meter lebih. 

Baca juga: BPBD Turunkan Alat Berat Untuk Evakuasi Material Longsor di Desa Bunutan Karangasem Bali

Baca juga: Lima Pengendara Jadi Korban Longsor di Bangli Bali, Begini Kondisinya

"Seperti biasa, penyebabnya cuaca extrim  Akibat kejadian tersebut Nihil korban jiwa," ujarnya. 

Namun pihaknya bersyukur, di kawasan tersebut penanganannya selalu bisa berjalan baik.

Sebab terdapat piranti penunjang penanganan, seperti, sumber air dan tempat pembuangan material longsor.

"Jika ada sumber air terdekat dan di samping TKP ada tempat pembuangan material longsor, penanganan lebih gampang. Sebab kita butuh air untuk menyemprotkan tanah longsor, dan membuanng tanah longsor itu ke tempat yang aman dan tidak jauh dari lokasi. Saat ini, gundukan longsor sudah bisa dinormalisasi, akses lalu lintas sudah lancar," ujarnya.

Setelah menangani bencana tersebut, pihaknya langsung menuju Banjar Pande Kelod, Desa Tulikup, Gianyar.

Dimana di kawasan ini sebuah bangunan (rumah dan senderan) roboh sebagian.

Hal itu akibat tanah labil dan intensitas hujan yang tinggi.

Kerugian Rp 50 juta nihil korban jiwa. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved