Berita Denpasar
Melasti di Denpasar Digelar Ngubeng, Desa Adat Laplap hanya Libatkan 40 Peserta
Kamis 11 Maret 2021 merupakan pelaksanaan melasti atau melis atau makiis serangkaian Nyepi di Kota Denpasar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kamis 11 Maret 2021 merupakan pelaksanaan melasti atau melis atau makiis serangkaian Nyepi di Kota Denpasar.
Akan tetapi, melasti kali ini dilakukan dengan jalan ngubeng.
Di mana pratima maupun pralingga distanakan di Pura Bale Agung atau Pura Desa.
Sementara untuk prosesi melasti dan mendak tirta ke segara dilaksanakan secara terbatas.
Baca juga: Mendak Tirta di Pura Besakih dan Kabupaten Jelang Nyepi Hanya Diwakilkan Camat dan MDA Kecamatan
Baca juga: Jaringan Internet Tak Mati, Diskominfo Badung Minta Masyarakat Bijak Bermedsos Saat Nyepi
Baca juga: Polresta Denpasar Siap Amankan Rangkaian Isra Miraj dan Hari Raya Nyepi Tahun 2021
Sejak pagi, beberapa Desa Adat di wilayah Kota Denpasar telah mendatangi kawasan Pantai Padanggalak.
Namun jumlah peserta yang ikut tak lebih dari 50 orang.
Salah satunya dilakukan oleh Desa Adat Laplap, Penatih Dangin Puri, Denpasar, Bali.
Desa adat ini hanya melibatkan 40 orang peserta.
Mereka yang terlibat yakni pemangku, serati banten, prajuru adat, dan pecalang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bendesa Adat Laplap, I Wayan Agus Purnawirawan.
"Sesuai imbauan Pemkot Denpasar, MDA, PHDI, dan Forum Bendesa se-Kota Denpasar, melasti dengan cara ngubeng, salah satunya dengan membawa upakara saja ke pantai," kata Agus.
Ia menambahkan, melasti dengan jalan ngubeng ini telah berlangsung dua kali yakni pada rangkaian Nyepi tahun 2020 lalu.
Agus menyebut, sebelum adanya pandemi, semua krama adat terlibat dalam prosesi melasti ini.
"Kalau biasanya yang terlibat semua krama dari dua banjar. Lebih dari 200 orang," katanya.