Pengakuan Gatot Nurmantyo, Tolak Tawaran Jadi Ketum Demokrat Versi KLB Karena Ingat Jasa SBY Ini
Pengakuan Gatot Nurmantyo, Tolak Tawaran Jadi Ketum Demokrat Versi KLB Karena Ingat Jasa SBY Ini
TRIBUN-BALI.COM - Pusaran konflik di internal Partai Demokrat masih memanas.
Selain menjadi sorotan publik, perpecahan di partai berlambang mercy itu juga membuat Eks Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo turut angkat bicara.
Gatot Nurmantyo menyebut dirinya sempat ditawari seseorang untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
Gatot Nurmantyo pun membeberkan sosok yang mengajaknya menjadi Ketum Demokrat untuk menggulingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Gatot menyebut, orang tersebut sama-sama membantu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam membangun Demokrat.
Baca juga: AHY Panggil 34 Ketua DPD Partai Demokrat Se-Indonesia, Ungkap Masalah yang Lebih Besar dan Serius
"Orang ini adalah yang sama-sama membangun Partai Demokrat, bersama-sama membantu SBY," kata Gatot, dikutip dari tayangan YouTube Mata Najwa, Rabu 10 Maret 2021.
Mantan Panglima TNI itu kembali menjelaskan orang itu merupakan eks kader Demokrat, yang keluar dari partai dan mengabdi dari luar.
Kata Gatot, ketika berhembus kabar tentang adanya KLB, sosok ini mendatanginya.
"Ketika ada informasi tentang KLB, datang kepada saya, terus saya sampaikan coba dalami lagi," ucapnya.
Lalu, setelah AHY melakukan konferensi pers tentang KLB, orang itu kembali mengajaknya lagi.
"Beliau ini datang kepada saya, menyampaikan bahwa ini sudah pasti akan terjadi dan tidak bisa ditolong lagi."
"Maka tolong Pak Gatot ikut KLB'. Lalu, saya tanya bagaimana prosesnya. Yang pertama adalah mosi tidak percaya atau menurunkan AHY, baru itu diadakan pemilihan."

"'Saya jamin Pak Gatot pasti menang'," ungkapnya.
Ajakan itu ditolak Gatot mengingat jasa SBY yang telah membantunya berkarir di dunia militer.
Baginya, ajakan ini tidak sesuai dengan moralitas dan etika.
"Saya sampaikan bahwa harus menurunkan AHY. Ini sesuatu yang moralitas dan etika saya tidak bisa, karena saya dari Brigjen Mayjen jaman SBY."
"Kemudian bintang tiga sampai dengan jabatan Pangkostrad itu jamannya pak SBY, saya pun Kasat sama juga seperti itu," tuturnya.
Baca juga: Cerita Gatot Nurmantyo Seputar Kisruh Partai Demokrat, Singgung Penggulingan AHY
Bahkan, Gatot mengakui, sudah bertemu dan berdiskusi dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebelum KLB terjadi.
Ia sama sekali tak terkejut atas prosesi KLB yang terjadi pada Jumat (5/3) lalu, di Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Saya sudah bertemu dengan Pak Moeldoko,"
"Sama sekali saya tidak terkejut, karena saya sudah diskusi dengan belaiu tersebut dan semua apa yang disampaikan persis terjadi," kata Gatot.
Menanggapi keterlibatan Moeldoko yang juga purnawirawan TNI, ia menyinggung soal etika dan kehormatan prajurit.
"Saya lebih ingin berbicara terdepan, mengajak siapapun mantan prajurit TNI yang ingin melanjutkan pengabdian melalui bidang politk."
"Mari bersama-sama kita melandasinya dengan etika dan kehormatan prajurt. Etika politik yang berkerpibadian," pungkasnya.
21 Ketua DPD dan DPC Partai Demokrat Dipecat
Perpecahan di tubuh Partai Demokrat yang terbagi menjadi kubu pendukung AHY dan kubu kontra AHY juga diwarnai dengan pemecatan sejumlah kader partai.
Sebanyak 21 Ketua DPD dan DPC Partai Demokrat dipecat karena dinilai telah membelot.
Beberapa diantaranya dicopot dari jabatan jauh sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, digelar pada Jumat (5/3/2021).
Kalimantan Selatan menjadi wilayah terbanyak yang Ketua DPC-nya dipecat.
Total, DPD Partai Demokrat Kalsel telah mencopot delapan Ketua DPC.
Ketua DPD Partai Demokrat Kalsel, Russian, mengatakan kedelapan Ketua DPC itu sudah terindikasi membelot sebelum hadir di KLB.
"Mereka mantan Ketua DPC karena terindikasi membelot dari awal," ujarnya, Rabu (10/3/2021), dilansir Kompas.com.
"Mereka ini tidak kooperatif lagi sehingga DPP memutuskan tanggal 1 Maret dilakukan pemecatan," tambahnya.
Baca juga: Kisruh Partai Demokrat, Banyak Suara Hantu dalam KLB yang Menangkan Moeldoko?
Setelah dipecat, kedelapan Ketua DPC itu menghadiri KLB di Deli Serdang.
Russian pun menegaskan pihaknya tetap menolak keputusan KLB.
Ia mengatakan KLB di Deli Serdang digelar oleh sekelompok orang yang bukan bagian Demokrat.
"Kita tetap menolak keras bahwa KLB itu adalah perbuatan sekelompok orang yang bukan bagian dari partai atau bukan dari bagian pengurus yang sah," pungkasnya.
Dirangkum Tribunnews, inilah daftar Ketua DPD dan DPC Partai Demokrat yang dipecat:
1. Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Riau, Apri Sujadi
2. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sidrap, Andi Insan Tanri
3. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Barru, Andi Haeruddin
4. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pangkep, Andi Muhammad Ridha
5. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Takalar, H Ikrar Ikhsan
6. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sumenep
7. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Ngawi
8. Ketua DPC Partai Demokrat Kota Pagaralam
9. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Ogan Ilir, Addinul Ikhsan
10. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Musi Banyuasin, Hairul Ilyasa
11. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sleman
12. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bantul
13. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Tegal, Ayu Palaretin
14. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Tabalong
15. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Hulu Sungai Utara
16. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Hulu Sungai Selatan
17. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Tanah Bumbu
18. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Kotabaru
19. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Barito Kuala
20. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Tapin
21. Ketua DPC Demokrat Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Senada dengan mantan Ketua DPC Demokrat Kabupaten Tegal,
(Tribunnews.com/Shella Latifa A/Pravitri Retno W, Kompas.com/Hendra Cipto/Achmad Faizal/Aji YK Putra/Wisang Seto Pangaribowo/Andi Muhammad Haswar, Kompas TV)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gatot Nurmantyo Sempat Ditawari Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Ini Sosok yang Mengajaknya dan 21 Ketua DPD dan DPC Demokrat Dipecat, Ada yang Dicopot sebelum KLB Digelar, Dianggap Membelot