Berita Buleleng
Anggota DPRD Bali Sebut Pembangunan Bandara Bali Utara Akan Berdampak Positif terhadap Lingkungan
Salah satu wilayah yang dikabarkan menjadi lokasi bandara tersebut berada di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Persiapan pembangunan bandara di Bali Utara masih terus dikebut oleh pemerintah pusat.
Oleh sebab itu, pemerintah disebut-sebut masih terus melakukan kajian terkait penetapan lokasi (penlok).
Salah satu wilayah yang dikabarkan menjadi lokasi bandara tersebut berada di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Saat disinggung mengenai hal tersebut, Anggota DPRD Bali Dapil Buleleng Ida Gde Komang Kresna Budi menyebutkan bahwa pembangunan bandara di kawasan tersebut justru akan berdampak positif terhadap lingkungan.
Baca juga: UPDATE: Tafsiran Kerugian Negara Terkait Kasus Mark-up Explore Buleleng Meningkat
Ia beralasan bahwa hal tersebut membuat hutan-hutan di kawasan bandara itu akan semakin terjaga konservasinya.
"Saya sebagai warga Buleleng mendukung adanya Bandara disana.
Justru hutan itu selamat," katanya Senin 22 Maret 2021.
Kresna Budi juga mengatakan dengan adanya pembangunan bandara di kawasan tersebut, maka keberadaan hutan-hutan tersebut akan dijaga oleh desa adat dan aparat.
Apalagi dengan adanya Bandara, penerapan radius tentunya akan diberlakukan, dan pengawasan akan semakin maksimal.
"Seperti di Kalimantan, hutan adat kan lestari.
Penerapan radius tertentu akan diberlakukan, sehingga pengawasan akan terus menerus dilakukan," tegasnya.
Selama ini, kata dia, perhatian terhadap hutan dikawasan Bali Utara masih kurang.
Memang ketika pembangunan Bandara Bali Utara akan sedikit "mengorbankan" hutan.
Namun, jika dilihat dari kepentingan yang lebih besar, pihaknya menyatakan tak perlu terlalu dipermasalahkan.
"Coba lihat sekarang hutan kita sekarang disana, bagaimana kondisinya," tandasnya.
Baca juga: Aparat Temukan Pelanggaran di Hutan Negara Desa Lokapaksa Buleleng, Petani Penggarap Lalu Dibina
Lebih lanjut, pria yang juga Ketua DPD II Golkar Buleleng ini mengakui jika hutan tersebut masuk dalam kawasan konservasi.
Tentunya, pembangunan Bandara akan menimbulkan pro dan kontra.
Akan tetapi, ia menegaskan bahwa perlu digarisbawahi apa yang dimaksud dengan konservasi.
"Konservasi itu memelihara. Pemahamannya dulu dirubah, baru dibilang konservasi tidak boleh diapa-apain. Justru ditumbuhkembangkan.
Sama seperti pantai, kalau abrasi, apa yang dilakukan, ya reklamasi (dipinggir pantai).
Dipasang tanggul pemecah ombak," jelas Ketua Komisi II DPRD Bali.
Dirinya juga menyatakan, pihaknya sangat mendukung apabila pembangunan Bandara Buleleng terwujud.
Dengan adanya Bandara tersebut, ia menilai akan mampu menggeliatkan perekonomian maupun pembangunan di Buleleng.
Termasuk sektor pariwisata di Kabupaten Buleleng akan semakin terangkat. (*)
Artikel lainnya di Berita Buleleng