Berita Buleleng
Progres Bendungan Tamblang Buleleng Capai 38 Persen, Masuki Tahap Pembuatan Sandaran dan Terowongan
rogres pembangunan Bendungan Tamblang saat ini sudah mencapai 38 persen atau melebihi dari target, atau plus 2.1 persen.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA– Progres pembangunan Bendungan Tamblang saat ini sudah mencapai 38 persen.
Pihak pekerja dalam hal ini PP Adijaya KSO mampu mengerjakan proyek senilai Rp 840 miliar tersebut melebihi dari target, atau plus 2.1 persen.
Satker Bendungan BWS Bali Penida, I Gusti Putu Wandira ditemui Senin 22 Maret 2021 mengatakan, saat ini pengerjaan pembangunan Bendungan Tamblang sudah memasuki tahap pembuatan galian sandaran kiri dan kanan, serta pembuatan terowongan pengelak agar air tetap dapat mengalir hingga ke hilir.
Sementara terkait terowongan abad ke-11 dengan panjang sekitar 300 meter yang sempat ditemukan oleh para pekerja, kata Wandira telah ditutup oleh pihaknya menggunakan beton.
Hal ini dilakukan mengingat terowongan air itu berada tepat di bagian pondasi bendungan.
• Soal Temuan Terowongan di Proyek Bendungan Tamblang Buleleng, Ini Kata Kepala Balai Arkeologi Bali
• Terowongan di Bendungan Tamblang Buleleng Diperkirakan Dibangun pada Abad ke-11
• Sebagian Terowongan Peninggalan Zaman Belanda di Proyek Bendungan Tamblang Bakal Ditutup
“Trowongan yang kemarin ditemukan itu tidak kami hancurkan. Karena posisinya ada di bagian pondasi bendungan, kami lakukan treatment dengan mengisi bagian yang berlubang menggunakan beton,” ucapnya.
Selama pengerjaan, Wandira mengaku tidak mengalami kendala yang signifikan. Ia pun optimis, proyek tersebut dapat diselesaikan hingga akhir 2022.
Seperti diketahui, Bendungan Tamblang ini akan dibangun setinggi 68 meter, dan luas genangannya mencapai 358.585 meter persegi.
Bendungan ini dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi, pemenuhan air baku dengan debit 510 liter per detik, pengendalian banjir, serta untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH).
Disisi lain, Kepala BWS Bali-Penida Maryadi Utama ditemui di sela-sela kegiatan penanaman pohon di wilayah Bendungan Tamblang mengatakan, sumber air di Bali saat ini masih terpenuhi.
Daerah-daerah aliran sungai (DAS) kata Maryadi juga masih menyerap air dengan sangat optimal.
“Beberapa bulan terakhir sejumlah wilayah di Indonesia terjadi bencana. Sementara Bali tidak terlalu signifikan. Artinya, lahannya masih bagus dan bisa menampung air sebanyak-banyaknya, sehingga kebutuhan masyarakat terhadap air bersih sejauh ini ,masih tercukupi,” katanya.
Imbuh Maryadi, dalam mengelola air, pihaknya melakukan dengan pola struktur dan non struktur.
Dimana untuk pola struktur berupa pembuatan beberapa bendungan, seperti Bendungan Tamblang dan Belok-Sidan yang ada di perbatasan Bangli-Gianyar-Badung.
Sementara untuk pola non struktur berupa pembinaan kepada masyarakat untuk menjaga sumber-sumber air, agar tetap eksistensi, bersih dan berkualitas.
Ikuti berita Bendungan Tamblang