Berita Bali
Segerakan Soft Loan Buat Bali, Pelaku Pariwisata Sambut Baik Perluasan Dana Hibah
Program pinjaman lunak atau soft loan yang diminta Gubernur Bali Wayan Koster kepada Kemenparekraf tengah dalam pembahasan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Jangan sampai hanya itu-itu saja yang dapat. Sebab harus jelas parameternya.
Asita 1971 berharap pemerintah akan bijaksana melihat ini semua.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa saat dikonfirmasi mengaku pihaknya belum mengetahui mengenai kabar kelanjutan pinjaman lunak tersebut.
Pasalnya, pihak yang menangani mengenai hal tersebut adalah Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali.
"Soal itu di GIPI yang nanganin, tyang tidak mengikuti, Gus Agung tanya ya," katanya, Selasa 23 Maret 2021.
Berharap Target Jokowi
Terpisah, Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana membenarkan bahwa saat ini pemerintah pusat sedang membalas skema pinjaman tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya korupsi atau penyelewengan anggaran.
Untuk itu, ia meminta pelaku pariwisata diharapkan bersabar menunggu.
"Kalau yang soft loan kita sudah ajukan. Dari Jakarta sedang mencari bentuk seperti apa, supaya mereka nggak disalahkan, supaya nggak jadi masalah ke depan," ujarnya.
Gus Agung, sapaan akrabnya, menyebutkan, pinjaman tersebut akan digunakan sebagai modal kerja para pelaku pariwisata untuk menyambut pembukaan pariwisata Bali yang dicanangkan Presiden Jokowi pada Juli 2021 ini.
"Jadi kita perlu modal kerja, untuk pembukaan pariwisata yang ditarget Pak Presiden Juli ini," paparnya.
Ia mengatakan, pinjaman tersebut dari penerimaan negara atau devisa uang berasal dari penerimaan pajak pariwisata Bali ke pusat.
Ia menjelaskan, dari jumlah Rp 9,4 triliun itu apabila disetujui akan dicadangkan sebesar 10 persen atau Rp 940 miliar sebagai dana cadangan.
"Oh nggak itu nggak ada bagi, itu nilainya 10 persen dari devisa pajak yang kita setorkan dulu, yang kita setorkan itu Rp 9 T, jadi kita 10 persennya nanti kita cadangkan," jelasnya.
Gus Agung menyebutkan, secara teknis nantinya diharapkan oleh pihaknya dana tersebut dicairkan melalui bank-bank pemerintah, melalui uji kelayakan sebelum disalurkan kepada para pelaku pariwisata yang membutuhkan.
"Teknisnya harapan kita nanti lewat bank. Kalau layak dapat Rp 1 T, ya Rp 1 T. Jadi nggak kayak hibah. Ya penting itu, perusahaan kalau nggak dari 2019 sampai 2020 nggak ada masalah ya itu bisa klaim," paparnya.
Saat disinggung apakah skema soft loan tersebut bakal menjadi obat pemulihan pariwisata Bali, Gus Agung tidak mau berandai-andai.
Ia hanya menyebutkan, pihaknya berharap dalam dua tahun ke depan pariwisata Bali mampu bangkit kembali normal.
"Wah nggak ada yang bisa prediksi ya. Kita harap dua tahun. Kalau belum bagus, ya bisa diperpanjang lagi. Sekarang pemerintah sudah membantu pemulihan pariwisata Bali, melalui vaksin, terus wisdom, dan lain-lain. Sekarang pemulihan industrinya ya ini, yang Rp 9,4 T," katanya.
(zae/ask/gil)