Corona di Bali
Warga Peliatan Ubud Akhirnya Divaksin Massal, Sebelumnya, Warga Sempat Mengeluh 'Dianaktirikan'
Keinginan warga Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali untuk mendapatkan pelayanan vaksin covid-19 secara massal, akhirnya dipenuhi pihak pemeri
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Di mana mereka biasanya datang untuk belajar kesenian.
Perbekel Desa Peliatan, I Made Dwi Sutaryantha dalam rekaman video yang diterima Tribun Bali mengatakan, warga Desa Peliatan sangat mendukung gerakan pemerintah dalam memerangi pandemi covid-19.
"Kami sangat mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan program vaksinasi, untuk mencegah penularan Covid-19. Dan saya mengimbau masyarakat Desa Peliatan dan masyarakat secara umum, untuk tetap menjaga kamtibmas, tenang dan tetap kondusif di masa pandemi ini," ujarnya.
Baca juga: Polda Bali Kawal Kedatangan 10 Ribu Vaksin Covid-19 di Lanud Ngurah Rai Badung
Stok Vaksin Terancam Habis
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, stok vaksin Covid-19 terancam habis di bulan April 2021 akibat embargo dari India.
"Di bulan April, laju penyuntikan kita sekarang udah 500 ribu per hari dan kalau kita punya cuma tujuh juta itu artinya 14 hari (habis) dan sekarang sedang kita atur bagaimana vaksinasinya," ujar Budi Sadikin dalam diskusi, Minggu 28 Maret 2021.
Jika sesuai rencana, katanya, Indonesia menerima 11 juta dosis vaksin Covid-19 dari COVAX GAVI yang akan diterima secara bertahap hingga Mei 2021. Ssaat ini Indonesia memiliki stok vaksin jadi di Bio Farma hanya tujuh juta dosis.
"Ini bulan April, vaksin Sinovac cuma 7 juta. Saya pikir bisa dapat 7,5 juta (tambahan) dari COVAX, sehingga 15 juta jadi bisa untuk vaksinasi. Tapi sepertinya akan dapat cuma 1,1 juta, 10,6 juta vaksinnya tertahan," ungkap mantan wakil menteri BUMN ini.
Sebelumnya Budi menyampaikan, program vaksinasi yang tengah gencar dilakukan pemerintah terkendala pasokan vaksin.
India sebagai negara produsen vaksin terbesar sedang melakukan embargo, lantaran kasus Covid-19 meningkat di negara itu.
Budi menyebutkan, India merupakan produsen untuk vaksin AstraZeneca, Novavax, maupun Pfizer.
"Ini ada berita buruk. India ini sedang naik (kasus Covid-19), karena naik India embargo vaksin eggak boleh keluar lagi vaksinnya. Enggak kirim ke COVAX GAVI, karena memang India adalah pabrik vaksin terbesar di dunia di luar Cina. Jadi Novavax, AstraZeneca, juga kabarnya Pfizer dibuat di sana," ujarnya.
Tidak Ada Larangan
Dikutip dari laman The Hindustan Times, Minggu 28 Maret 2021, pemerintah India telah memutuskan fokus pada program vaksinasi dalam negeri menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di negara itu.
Para pejabat setempat yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada awal pekan ini bahwa tidak akan ada perluasan ekspor vaksin.