Corona di Bali
Warga Peliatan Ubud Akhirnya Divaksin Massal, Sebelumnya, Warga Sempat Mengeluh 'Dianaktirikan'
Keinginan warga Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali untuk mendapatkan pelayanan vaksin covid-19 secara massal, akhirnya dipenuhi pihak pemeri
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Keinginan warga Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali untuk mendapatkan pelayanan vaksin covid-19 secara massal, akhirnya dipenuhi pihak pemerintah.
Di mana vaksin massal berbasis banjar ini telah dilakukan sejak Senin 29 Maret 2021, dan masih berlangsung hingga Selasa 30 Maret 2021.
Berdasarkan catatan Tribun Bali, sebelumnya masyarakat di Desa Peliatan sempat mengeluh 'dianaktirikan' di Kecamatan Ubud.
Hal tersebut lantaran mereka tidak masuk dalam program vaksinasi massal serangkaian Ubud bebas covid-19.
Padahal, Desa Peliatan merupakan salah satu barometer pariwisata Ubud.
Akhirnya, keluhan warga pun didengar,dan saat ini warga setempat telah divaksin.
Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 di Indonesia Terancam Habis 14 Hari Lagi
Baca juga: 1.059 PMI Tabanan Sudah Daftar, Vaksinasi Tunggu Jadwal dari Pemprov Bali
Warga setempat, I Nyoman Astana, yang sebelumnya berbicara terkait program vaksinasi ini mengapresiasi Pemkab Gianyar, khususnya Bupati Gianyar, Made Mahayastra yang telah mendengar keluhan masyarakat Peliatan.
"Terima kasih untuk respons pemerintah atas keluhan masyarakat Peliatan terkait vaksinasi," ujar Astana yang berprofesi sebagai pengacara tersebut.
Warga Banjar Tebesaya ini mengatakan, vaksinasi telah dilakukan di Peliatan sejak Senin kemarin.
Sama seperti vaksinasi massal di empat desa yang masuk Ubud zona hijau, vaksinasi di Desa Peliatan pun berbasis banjar.
Dalam pelaksanaannya juga dipantau oleh pejabat, bahkan Bupati Mahayastra.
"Saya menegaskan, dengan melakukan vaksinasi pada masyarakat Desa Peliatan, maka program Ubud bebas covid-19 akan lebih maksimal. Sebab Peliatan juga barometer pariwisata Ubud," ujarnya.
Baca juga: Polda Bali Kawal Kedatangan 10 Ribu Vaksin Covid-19 di Lanud Ngurah Rai Badung
Diketahui, Desa Peliatan merupakan desa seni di Ubud.
Maestro-maestrk kesenian Bali, baik seni tari dan karawitan lahir di desa ini.
Karena itu, meskipun tidak memiliki objek wisata, namun dalam masa normal, Peliatan menjadi salah satu tujuan wisatawan mancanegara.
Di mana mereka biasanya datang untuk belajar kesenian.
Perbekel Desa Peliatan, I Made Dwi Sutaryantha dalam rekaman video yang diterima Tribun Bali mengatakan, warga Desa Peliatan sangat mendukung gerakan pemerintah dalam memerangi pandemi covid-19.
"Kami sangat mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan program vaksinasi, untuk mencegah penularan Covid-19. Dan saya mengimbau masyarakat Desa Peliatan dan masyarakat secara umum, untuk tetap menjaga kamtibmas, tenang dan tetap kondusif di masa pandemi ini," ujarnya.
Baca juga: Polda Bali Kawal Kedatangan 10 Ribu Vaksin Covid-19 di Lanud Ngurah Rai Badung
Stok Vaksin Terancam Habis
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, stok vaksin Covid-19 terancam habis di bulan April 2021 akibat embargo dari India.
"Di bulan April, laju penyuntikan kita sekarang udah 500 ribu per hari dan kalau kita punya cuma tujuh juta itu artinya 14 hari (habis) dan sekarang sedang kita atur bagaimana vaksinasinya," ujar Budi Sadikin dalam diskusi, Minggu 28 Maret 2021.
Jika sesuai rencana, katanya, Indonesia menerima 11 juta dosis vaksin Covid-19 dari COVAX GAVI yang akan diterima secara bertahap hingga Mei 2021. Ssaat ini Indonesia memiliki stok vaksin jadi di Bio Farma hanya tujuh juta dosis.
"Ini bulan April, vaksin Sinovac cuma 7 juta. Saya pikir bisa dapat 7,5 juta (tambahan) dari COVAX, sehingga 15 juta jadi bisa untuk vaksinasi. Tapi sepertinya akan dapat cuma 1,1 juta, 10,6 juta vaksinnya tertahan," ungkap mantan wakil menteri BUMN ini.
Sebelumnya Budi menyampaikan, program vaksinasi yang tengah gencar dilakukan pemerintah terkendala pasokan vaksin.
India sebagai negara produsen vaksin terbesar sedang melakukan embargo, lantaran kasus Covid-19 meningkat di negara itu.
Budi menyebutkan, India merupakan produsen untuk vaksin AstraZeneca, Novavax, maupun Pfizer.
"Ini ada berita buruk. India ini sedang naik (kasus Covid-19), karena naik India embargo vaksin eggak boleh keluar lagi vaksinnya. Enggak kirim ke COVAX GAVI, karena memang India adalah pabrik vaksin terbesar di dunia di luar Cina. Jadi Novavax, AstraZeneca, juga kabarnya Pfizer dibuat di sana," ujarnya.
Tidak Ada Larangan
Dikutip dari laman The Hindustan Times, Minggu 28 Maret 2021, pemerintah India telah memutuskan fokus pada program vaksinasi dalam negeri menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di negara itu.
Para pejabat setempat yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada awal pekan ini bahwa tidak akan ada perluasan ekspor vaksin.
SII yang berbasis di Pune ini memproduksi vaksin Oxford-AstraZeneca Covid dosis ganda dengan nama merek Covishield.
"GAVI menghargai hubungan jangka panjangnya dengan pemerintah India dan produsen yang telah memproduksi berbagai vaksin berkualitas tinggi untuk dunia. Mereka telah berkontribusi dalam menyelamatkan 14 juta nyawa di negara berpenghasilan rendah selama dua dekade terakhir," jelas Gupta.
Mengetahui kabar ini, India pun menegaskan kembali bahwa tidak ada larangan terhadap ekspor vaksin Covid-19.
"India selalu memikirkan tidak hanya negara tetangganya, namun juga negara lain yang tertarik untuk mendapatkan vaksin kami. Kami telah mengekspor lebih dari 6 crore dosis vaksin, tidak ada larangan ekspor vaksin Covid-19,” tegas pejabat pemerintah yang enggan disebutkan namanya.
Namun terkait hal ini, belum ada tanggapan dari SII dan AstraZeneca.
Sejak gelombang pertama vaksin dikirim ke Ghana di benua Afrika pada Februari lalu, India telah memasok setidaknya 61 juta dosis vaksin ke 77 negara sebagai bagian dari hibah dan pengaturan komersial.
Baik GAVI dan SII, saat ini sedang dalam tahap pembicaraan dengan pemerintah India untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kebutuhan India untuk mendistribusikan dosis vaksin meningkat setelah pemerintah negara itu memutuskan untuk memperluas cakupan vaksinnya bagi warga berusia di atas 45 tahun ke atas mulai 1 April mendatang. (tribun network/Rina Ayu/Fitri Wulandari/Gita Irawan/sam)
Berita lainnya Vaksinasi Covid