Serba Serbi
Roh Halus dan Bhatara Menyenangi Orang Melik, Benarkah Demikian?
Satu diantara kepercayaan, yang secara umum ada di antara masyarakat Hindu di Bali adalah kepercayaan tentang kelahiran melik.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
"Sebenarnya bukan disayang tetapi disenangi. Bukan disenangi saja tetapi biasanya orang-orang melik ini bisa melihat dan merasakan kehadiran makhluk-makhluk tak kasat mata," katanya.
Inilah salah satu kelebihan orang melik, dibanding kelahiran biasanya.
Ada banyak kelahiran melik dalam kepercayaan masyarakat Hindu di Bali. Seperti diantaranya, Melik Abhimata. Atau seseorang yang bisa melihat dimensi lain, sesuatu yang tak kasat mata serta didatangi dalam mimpi.
Melik telaga apit pancoran, kelahiran kakaknya dan adiknya laki-laki sedangkan anak yang di tengah - tengah perempuan.
Lalu ada kelahiran pancoran apit telaga, dimana kakak dan adiknya perempuan, sedangkan saudara ditengah-tengahnya laki-laki.
Ada namanya Melik Luluta, ketiga anaknya laki-laki.
Secara logika, kata beliau, anak yang lahir semua sama baik ketiganya perempuan atau laki-laki. Maka kebanyakan orang tua akan merasa kurang puas.
Hal ini sesuai dengan sifat manusia yang sedikit serakah, dikasi anak laki-laki sampai tiga atau perempuan sampai tiga tanpa ada selingannya.
Membuat manusia (orang tua) akan sedikit kecewa.
"Rasa kecewa ini, biasanya membuat si orang tua agak tidak fokus untuk memelihara anaknya semua secara adil," jelas beliau.
Nah hal inilah yang akan menimbulkan pertumbuhan si anak tidak teratur. Kemudian dengan adanya hal demikian, maka anak yang lahir berturut-turut sampai tiga kali sama semua.Akhirnya dianggap tidak baik dan membebani atau dianggap melik.
Padahal belum tentu, kebenarannya sesuai dengan syarat kelahiran melik.
"Nah kebiasaan itu, anak yang lahir berturut-turut 3 kali dan sama (laki atau perempuan) dianggapnya sebagai melik," jelas ida.
Ada pula Melik Sanan Empeg. Dimana seseorang lahir, tetapi saudara di atasnya dan di bawahnya meninggal.
Atau kakak tanpa selat dan adik tanpa selat meninggal, lalu yang di tengah-tengah masih hidup. itu disebut sanan empeg.