Berita Tabanan
100 Tenaga Contact Tracing di Tabanan Bali Diberhentikan, Tugas Tracing Kembali ke Nakes
Sebanyak 100 orang tenaga contact tracing pasien positif covid19 sudah diberhentikan alias kontraknya diputus per 31 Maret 2021 kemarin.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Sebanyak 100 orang tenaga contact tracing pasien positif covid19 sudah diberhentikan alias kontraknya diputus per 31 Maret 2021 kemarin.
Praktis dengan tak adanya bantuan tersebut, petugas kesehatan di Puskesmas yang ada di Tabanan bakalan kelabakan.
Namun beruntungnya akan dibantu oleh bhabinkamtibmas di masing-masing desa yang sudah terlatih.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, petugas contact tracing pasien positif dari BNPB ini sudah bekerja selama lima bulan belakangan ini yakni sejak 1 November 2020.
Keberadaan 100 tenaga ini dirasa sangat membantu karena tugas dari tenaga tersebut cukup berat.
• Badung Lakukan Rapid Test Terhadap Contact Tracing”
• Satgas Minta Tes Swab Corona Dihemat, IDI Sebut Tak Boleh jika untuk Contact Tracing
• Menkes Minta Presiden Jokowi Tidak Panik Terkait Testing dan Tracing Covid-19
Mulai dari melacak masyarakat (keluarga) yang sempat kontak, kemudian mencari data sempat berinteraksi dengan siapa, dan melaporkan datanya.
"Mereka sangat-sangat membantu kami di lapangan karena tugas tracing tersebut sangatlah berat. Mulai dari mendata, edukasi dan segala hal lainnya," kata Suratmika Rabu 7 April 2021.
Dia melanjutkan, dengan diputusnya kontrak 100 tenaga tracking kontak tersebut, praktis beban berat dikembalikam ke Puskesmas masing-masing di Tabanan.
Hanya saja merrka akan dibantu oleh Bidan Desa serta Bhabinkamtibmas yang sudah mendapat pelatihan sebelumnya.
"Sehingga, tugas berat kedepan adalah penelusuran kasus kembali diambil alih oleh tenaga surveilans Puskesmas, Bidan Desa, Satgas Desa, dan bhabinkamtibmas di seluruh desa yang ada," jelasnya.
Dengan diputusnya kontrak tersebut, pemerintah pusat diharapkan kembali melanjutkan program tersebut karena sangat membantu penelusuran di lapangan.
Sebab, segala halnya mulai dari perekrutan hingga pengangkatan tenaga ini dari BNPB pusat.
"Mereka ini orang baru, tamatan sekolah kesehatan minimal perawat, bidan atau S1 tamatan sekolah kesehatan. Jadi bukan tenaga medis yang sudah bertugas di kita," ungkapnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan rekrutmen relawan contact tracer (penelusuran kontak erat pasien positif) per puskesmas melalui Dinas Kesehatan masing-masing.
Di Tabanan telah melakukan rekrutmen 100 contact tracer pada 4 dan 5 November lalu.
• Standar WHO 700, Pemprov Bali Swab Tracing Kontak Sebanyak 1.600 Orang Per Hari
Jumlah tersebut akan diperuntukan 20 puskesmas yang ada di Tabanan.
Hal ini dalam rangka penguatan sistem surveilans di tengah kondisi penanganan pandemi.
Sehingga dalam setiap Puskesmas di Tabanan mendapat tambahan lima tenaga kontak tracking untuk melakukan penelusuran di lapangan.