Berita Jembrana

Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, Permintaan Daging Babi di Jembrana Bali Menurun

Jelang perayaan hari raya Galungan dan Kuningan April 2021 ini, permintaan daging babi untuk dikonsumsi umat Hindu Bali menurun.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Noviana Windri
ist
Pemeriksaan Pos Mortem pada daging babi oleh petugas Keswan Kesmavet, Senin 12 April 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Jelang perayaan hari raya Galungan dan Kuningan April 2021 ini, permintaan daging babi untuk dikonsumsi umat Hindu Bali menurun.

Hal ini terjadi di beberapa rumah pemotongan hewan.

Salah satunya, ialah d rumah pemotongan hewan di Desa Banyubiru.

Pemilik RPH (Rumah Pemotongan Hewan), Putu Artawan mengatakan bahwa tempat pemotongan di tempatnya mengalami penurunan.

Dibanding tahun lalu, permintaan pemotongan babi masih mencapai lima ekor, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Jelang Galungan, LPD Desa Adat Kedonganan Bagikan Daging Babi ke 5.231 Krama Bali

Sambut Hari Raya Galungan, Brigaz Bali Korwil Buleleng Bagi-bagi Daging Babi Gratis

Ketersediaan Babi Potong di Denpasar 2.000 Ekor, Distan Lakukan Pengecekan Daging Babi ke Pasar

Namun, hari ini atau tahun ini hanya ada dua ekor babi saja yang dipotong.

"Untuk gantungan tahun ini agak menurun lah pemotongannya, kalau tahun lalu banyak. Untuk tahun ini Paling cuman 1 atau 2 ekor lah yang kami layani. Karena di masa pandemi ini kurang berminat lah ada yang beli daging babi itu karena massa korona,” ucapnya, Senin 12 April 2021.

Dijelaskannya, bahwa penurunan permintaan daging babi, bisa jadi dikarenakan beberapa faktor.

Faktor pertama, selain karena daya beli masyarakat yang menurun.

Adapun juga dikarenakan faktor mahalnya harga daging babi itu sendiri. 

“Saat ini untuk harga daging di pasaran bisa mencapai Rp 90 hingga Rp 100 ribu,” ungkapnya. 

Terpisah, untuk mengantisipasi adanya daging babi yang terserang penyakit, maka pihak Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, melakukan pemeriksaan terhadap daging babi yang dipotong.

Pihak Keswan Kesmavet meneliti untuk memastikan hewan terhindar dari penyakit menular yakni demam babi Afrika dan cacing pita. 

Kabid Keswan Kesmavet, I Wayan Widarsa mengatakan, setidaknya pihaknya memeriksa di 41 titik tempat pemotongan babi.

Dari pemeriksaan untuk dua penyakit yang diteliti belum diketemukan.

Sehingga hewan yang dipotong sejauh ini layak untuk dikonsumsi masyarakat.

Ketersediaan Babi Potong di Denpasar 2.000 Ekor, Distan Lakukan Pengecekan Daging Babi ke Pasar

Suyasa Bagi Daging Babi Menjelang Galungan di Badung, Bukan Bermaksud Mencari Popularitas

Sambut Hari Raya Galungan, Wakil Ketua DPRD Badung Wayan Suyasa Bagi-bagi Daging Babi

“Pemotongan tetap kami lakukan pemeriksaan, hal ini untuk mengantisipasi penyakit menular yang bersumber dari pangan asal hewan atau PAH,” ungkapnya.

Widarsa menyebut, bahwa untuk pemeriksaan itu dilakukan dengan tahap sebelum dan sesudah hewan disembelih.

Sebelum disembelih, apakah ternak itu sehat secara klinis, sehingga wajar atau boleh untuk dipotong.

Nah setelah dipotong maka juga melakukan pemeriksaan post mortem atau pada daging itu sendiri.

“Pada pos mortem, jadi apakah daging dan jeroan nya itu aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat atau tidak. Ketika tidak maka akan dimusnahkan,” bebernya.

Berita tentang Hari Raya Galungan dan Kuningan di sini

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved