Ramadan

Penjelasan dr. Syuma Terkait Perubahan Pola Makan dan Tidur Saat Puasa Ramadhan

dr. Syuma Adhy Awan MKes SpGK selaku Dokter Spesialis Gizi Klinik KSM RSUP Sanglah Denpasar berikan penjelasan bagaimana perubahan pola makan dan tidu

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
Ilustrasi
puasa 

Lebih lanjutnya ia menyatakan, dalam hari-hari non-Ramadan ada sarapan, makan siang, dan makan malam pada waktu-waktu tertentu. Selama Ramadan, sarapan (Sahur) dilakukan jauh lebih awal da sebelum fajar dan tidak ada makan siang.

Lalu buka puasa dilakukan setelah matahari terbenam.

Selain itu, pada hari-hari non Ramadhan pola tidur berlangsung terus menerus dari malam hingga dini hari, sedangkan pada bulan Ramadhan pola tidur lebih terfragmentasi antara dini hari, siang, dan tengah malam. 

"Sebuah meta-analisis baru-baru ini menemukan total waktu tidur (total sleep time; TST) selama Ramadan berkurang sekitar 1 jam. Hal ini mengakibatkan peningkatan kantuk di siang hari yang ditunjukkan melalui peningkatan 1 poin dalam skala kantuk Epworth (Epworth sleepiness scale; ESS)," paparnya. 

Dan ulasan lain yang meneliti dampak puasa Ramadhan pada pola tidur-bangun di antara individu yang aktif secara fisik juga menemukan penurunan serupa di TST.

5 Sajian Smoothies untuk Menu Buka Puasa, Cobain Chocolate Almond Banana Smoothies

Baca juga: 5 Tips agar Aman Ketika Berpuasa Bagi Para Penderita Diabetes

Kurang tidur telah dikaitkan dengan penurunan toleransi glukosa, dan korelasi antara durasi tidur dan resistensi insulin.

Durasi tidur yang pendek secara independen juga terkait dengan penambahan berat badan, terutama pada individu yang lebih muda. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved