Berita Bali

KABAR DUKA: Mantan Ketua MUI Bali dan Deklarator FKAUB K.H. Hasan Ali Meninggal Dunia

Kabar meninggalnya K.H. Hasan Ali sendiri dibenarkan oleh Sekretaris MUI Bali, H. Ismoyo Soemarlan dalam keterangannya, Minggu pagi.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
K.H. Hasan Ali semasa hidup 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ulama kharismatik Bali yang juga Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali, K.H. Hasan Ali meninggal dunia, Minggu 18 April 2021.

Kabar meninggalnya K.H. Hasan Ali sendiri dibenarkan oleh Sekretaris MUI Bali, H. Ismoyo Soemarlan dalam keterangannya, Minggu pagi.

Ia menjelaskan bahwa K.H. Hasan Ali sendiri meninggal sekitar pukul 09.00 WITA di Rumah Sakit Kasih Ibu, Denpasar.

K.H. Hasan Ali sendiri kemudian dimakamkan di Pemakaman Islam Muqorobin di Kampung Bugis Suwung, Denpasar sekitar Pukul 13.00 WITA.

Baca juga: Kabar Duka, Penyair Umbu Landu Paranggi Meninggal Dunia di RS Bali Mandara

”Innalilahi wainna ilaihi roji’un, telah meninggal dunia KH Hasan Ali mantan ketua MUI Bali pada hari Minggu tanggal 18 April sekitar pukul 09.00 Wita di RS Kasih Ibu Denpasar,” katanya dalam keterangannya.

Diketahui bahwa almarhum sudah sejak lama menderita gangguan kesehatan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

K.H. Hasan Ali adalah salah satu tokoh Muslim Bali yang juga tokoh Muhammadiyah yang sudah berjuang lama.

Ia sempat menjadi Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Bali selama dua periode yakni 1990-1995 dan 1995-2000.

Lalu menjadi Ketua MUI Bali periode 2005-2010.

Kemudian, ia juga dikenal sebagai Pembina Yayasan Penyantunan dan Pendidikan Anak Yatim (YAPPA) Denpasar.

Selain itu, beliau juga dikenal sebagai tokoh yang dikenal menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman antar umat beragama.

Ini dibuktikannya dengan pada tahun awal masa reformasi 1998, K.H. Hasan Ali bersama tokoh lintas agama lainnya yakni Ketut Suda Sugira, I Dewa Ngurah Swasta,S.H., A. A. G. Oka Wisnumurti, Putu Alit Bagiasna (Unsur Hindu), H. Sunhaji Rofii, H. Roihan (unsur Islam), Pdt. I. Wayan Mastra, Pdt. J. Waworuntu, Prof. Aron Meko Bete, Hendra Suharlin dan tokoh-tokoh lainnya; bersepakat untuk membentuk Forum Kerukunan Antar Umat Beragama di Bali yang kemudian disingkat FKAUB di Bedugul.

Hal ini didasarkan pada situasi kritis ketika itu masa reformasi dan menjelang pemilu 1999, dimana agama sangat rentan dijadikan alat politik praktis dan apabila kemasan itu bermuara pada konflik, tidak tertutup kemungkinan akan menjadi kemasan konflik agama.

Forum tersebut ketika itu sangat berperan besar untuk ikut menjaga dan men-sosialisasikan kerukunan antar umat beragama melalui konsep menyama braya sehingga tidak terjebak pada “tunggangan” politik praktis.

Baca juga: Kabar Duka, Imam Sulung Asal Bali Romo Subhaga Telah Pergi

Nantinya, FKAUB sendiri berkembang menjadi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang juga terbentuk di seluruh Indonesia pada 2006.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved