Cerita Perawat Ambulans RSUP Sanglah, 11 Tahun Antar-Jemput, Sedih Lihat Pasien Tanpa Keluarga
Sudah bekerja sebagai perawat ambulans RSUP Sanglah sejak tahun 2010, Hendra sudah biasa menjemput atau mengantarkan pasien
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Eviera Paramita Sandi
“Sering dapat pasien yang membuat terenyuh. Misalkan kondisi dirumah pasien seperti apa, mereka udah sakit dan tidak ada keluarga yang mendampingi itu mungkin yang buat sedih. Dan ada aja kejadian seperti ini,” katanya.
Pria yang berasal dari Tabanan ini, biasanya bekerja dengan waktu shift pagi yang dimulai dari pukul 07.00 hingga 16.00 Wita.
Dan untuk mengefisiensi waktu, pihaknya juga bekerjsama dengan BPBD Provinsi Bali untuk melakukan penjemputan pasien yang ada di pelosok daerah.
Tugasnya pun juga bertambah jika nantinya ada tamu negara yang datang.
Tamu negara tersebut contohnya seperti Presiden dan Wakil Presiden.
Dan ketika tamu negara tersebut datang, ia dan tim ambulans lainnya melakukan persiapan-persiapan seperti melakukan pengecekan fasilitas ataupun obat-obatan pada ambulans, dan ketika semua sudah dipersiapkan ia dan tim ambulans lainnya akan mengikuti iring-iringan rombongan tamu negara tersebut.
Menggeluti pekerjaan yang berisiko ditengah pandemi, tak jarang membuat keluarganya menjadi khawatir.
Namun diakuinya, istri serta anak-anaknya mendukung profesinya.
Terlebih ia juga sudah menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga jarak) ketika bekerja.
“Istri dan anak-anak mendukung karena melakukan 3 M dan sebelum pulang biasanya saya ganti baju dulu, lalu mandi dan baru kontak dengan anak. Dan ketika bekerja juga menggunakan APD yang lengkap,” tutup, pria yang berumur 34 Tahun tersebut. (*)