PON Papua
Atlet Tak Punya Mental Juara Bisa Down, Ancaman KKB di Event PON XX Papua
Ancaman kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua tentu memengaruhi mental atlet
Penulis: Marianus Seran | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ancaman kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua tentu memengaruhi mental atlet, pelatih, dan semua pihak yang akan bertanding di PON XX Papua tahun 2021.
PON XX akan dibuka secara resmi pada 2 Oktober mendatang.
KONI Bali telah bersiap mengikuti event olahraga empat tahunan ini
Meski arena kegiatan jauh dari ancaman KKB, namun masih berada di satu wilayah Papua.
Baca juga: Kita Tidur Lesehan di Sana, Kontingen Bali Bersiap ke PON XX Papua
Atlet bertanding penuh khawatir.
KONI Bali sejak dini telah mewanti-wanti para atlet, pelatih dan ofisial agar hadir di sana dengan mental juara dan puputan.
"Atlet yang tidak punya mental juara, pasti down. Tapi atlet yang punya mental juara, tidak akan terpengaruh dengan hal-hal itu," tegas Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Bali I Nyoman Yamadhiputra, Jumat 30 April 2021.
Sementara itu, Ketua KONI Bali Ketut Suwandi, sejak awal telah memotivasi para atlet Bali yang tengah menjalani pemusatan latihan daerah (Pelatda) Bali, bahwa jangan mengeluh dengan keadaan.
"Hal yang utama adalah kesehatan. Kalau sudah nggak sehat, ditambah mengeluh dengan keadaan dan tidak percaya diri, pasti sulit berprestasi," kata Ketut Suwandi.
Ia mengibaratkan seorang atlet sama seperti para pejuang (tentara/polri).
"Kalau tentara diutus ke medan perang, tujuannya hanya satu yakni menang. Apapun situasinya tak pernah dipikirkan," tambah Suwandi.
Bagi pria asal Badung ini, mental pejuang Puputan harus dibangun sejak persiapan agar terbawa saat berlaga membawa nama Bali di Papua.
"Mental pejuang dibangun saat ini karena bukan hanya Bali yang akan berada di sana bertanding dalam situasi seperti ini," katanya.
Ketut Suwandi tak ingin mengomentari terkait ancaman KKB di Papua yang menjadi lokasi PON XX.
Menurut dia, hal itu merupakan kewenangan pemerintah untuk melindungi warganya.
Seperti diberitakan, PON XX tahun 2021 di Papua akan digelar pada 2 Oktober.
Sebanyak 6.442 atlet tanah air telah bersiap menjalani kompetisi ketat pada 37 cabor, 56 disiplin olahraga, dan 679 nomor pertandingan.
Baca juga: Berat Jalani PON XX di Papua, Ketua KONI: Kontingen Bali Harus Puputan
Empat lokasi yang menjadi pusat penyelenggaraan PON XX Papua yakni di Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.
Kontingen Bali pun telah mempersiapkan atletnya sejak jauh hari di tengah pandemi Covid-19.
Sebanyak 251 atlet Bali yang tengah digenjot di Pelatda Bali akan berjuang di Papua membawa nama Bali.
Para atlet mulai diberangkatkan secara bertahap pada 22 September 2021.
Cabang olahraga kriket Bali akan betolak lebih dulu ke Papua, karena harus memulai pertandingan pada 25 September 2021 di Kabupaten Jayapura.
"Kontingen Bali yang pertama berangkat yakni cabor kriket pada 22 September 2021. Jadwal bertanding mereka 25 September 2021," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Bali I Nyoman Yamadhiputra saat dikonfirmasi Tribun Bali, Jumat 30 April 2021.
Dia menjelaskan, sesuai jadwal masing-masing cabor, maka h-3 mereka sudah harus di lokasi pertandingan.
"Masing-masing sesuai jadwal, dan keberangkatan sesuai tujuan. Ada empat klaster keberangkatan kontingen ke tujuan. Kalau yang bertanding ke Merauke, mereka langsung ke sana, tidak ke Jayapura. Yang di Mimika langsung ke Mimika. Memang semua terpusat di Jayapura, " jelasnya.
Ia mengatakan, jadwal kontingen Bali akan bertanding di Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Mimika dan Merauke.
"Kontingen atlet Bali akan mengikuti 28 cabor, dan 23 disiplin sport dari 37 cabor dipertandingkan di PON XX Papua," katanya.
Minimnya jumlah fasilitas akomodasi di Papua mengharuskan semua kontingen atlet dari seluruh tanah air menginap di beberapa asrama atau mes yang disiapkan panitia PON.
Beberapa hotel yang tersedia dikhususkan bagi panitia dan perangkat pertandingan setiap cabor.
"Yang jelas akomodasi kontingen kita disiapkan oleh tuan rumah (panitia PON di Papua). Sementara informasi meeting kemarin, akomodasinya rata-rata menggunakan asrama polisi, tentara, mes dan lain sebagainya. Hotel digunakan oleh panitia untuk perangkat pertandingan, seperti wasit, juri, panitia pertandingan dan sebagainya," jelas Nyoman Yamadhiputra.
Menurut dia, hotel yang disiapkan untuk perangkat pertandingan jumlahnya masih kurang, sehingga untuk para atlet pun diarahkan menginap di asrama.
Ia menambahkan, kondisi ini dialami semua kontingen yang akan bertanding di sana dan bukan hanya Bali.
Baca juga: Jelang PON Papua, Pengurus KONI Bali Menginap di Pura Agung Surya Bhuyana Jayapura, Tidur Lesehan
Memang kondisi penginapan di asrama berbeda dengan hotel dari sisi kenyamanan.
"Penginapan dan kondisi kita di sana sama dengan atlet dari provinsi lain, karena mereka menggunakan penginapan itu sesuai dengan cabor. Misalnya panjat tebing, mereka di mes GKI. Semua atlet seluruh Indonesia di situ. Semua rasa sama tidak ada perbedaan," jelasnya.
Tentu kondisi ini tidak mudah bagi para atlet.
Mereka harus segera beradaptasi mulai dari sekarang agar tidak terkejut saat tiba di asrama dan arena pertandingan.
"Atlet yang terbiasa dengan kondisi yang nyaman mulai sekarang harus adaptasi dan memosisikan diri dalam situasi seperti itu," tegasnya.(*).
Kumpulan Artikel Bali
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/suwandi_20180418_164911.jpg)