Berita Bali

Bhima Yudhistira Prediksi Work from Bali Hanya Berikan Dampak Kecil Terhadap Ekonomi Bali

Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi bahwa rencana adanya Work from Bali hanya akan memberikan dampak kecil terhadap ekonomi Bali

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Noviana Windri
Istimewa
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi bahwa rencana adanya Work from Bali hanya akan memberikan dampak kecil terhadap ekonomi Bali, mengingat basis ekonomi di Bali sendiri merupakan pariwisata khususnya wisman. 

Bhima Yudhistira Adhinegara menilai bahwa penurunan tajam pada kunjungan wisman hingga minus 100 persen secara tahunan per Maret 2021 di pintu masuk Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai tidak dapat semudah itu digantikan melalui rapat Kementerian. 

“Kalau mau Bali pulih kuncinya pada pengendalian Covid-19 dan pemulihan mobilitas. Bagaimana turis asing datang kalau vaksinasi rate untuk dua dosis masih dibawah 5 persen dari target nasional?,” ucap Bhima Yudhistira Adhinegara ketika dihubungi Tribun Bali pada Senin 24 Mei 2021. 

Dirinya menyebut bahwa usulan mengenai Work from Bali yang diusulkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dinilai bukanlah kebijakan yang pas dikarenakan tidak sejalan dengan pemangkasan anggaran perjalanan dinas tahun 2021.

BTB Dorong Pemerintah Pusat Untuk Segera Realisasikan Program Work From Bali

Dukung Work From Bali, Selama 9 Hari ITDC Genjot Vaksinasi Covid-19

Terkait Wacana Work From Bali Bagi ASN, Managing Director The Nusa Dua: Kami di Kawasan Sudah Siap

Ia memaparkan bahwa pada kuartal I 2021 realisasi anggaran perjalanan dinas dan pertemuan turun dari Rp 4,9 triliun pada kuartal I -2020 menjadi Rp 3,1 triliun.

Atau turun Rp1,8 triliun setara minus 35,6 persen secara year-on-year (yoy). 

Menurutnya Pemerintah masih kesulitan untuk mengatur defisit APBN yang lebar sehingga perjalanan dinas selayaknya dipangkas. 

Sementara dari struktur belanja perjalanan dinas juga terdapat alokasi untuk uang saku bagi ASN.

“Jadi, dari sisi dampak berganda pun sebenarnya diragukan karena yang menikmati nanti ASN sendiri alias berputar ke lingkaran Pemerintah. Sementara kalau dalihnya membantu sektor pariwisata, sebaiknya seluruh alokasi perjalanan dinas yang masih tersisa langsung diberikan dalam bentuk bantuan subsidi upah ke pekerja pariwisata atau dalam bentuk stimulus langsung ke pengusaha yang terdampak. Itu jauh langsung tepat sasaran. Apalagi acara pemerintah kan biasanya di hotel yang cenderung bintang 3 keatas, sulit mengharapkan UMKM ikut mendapatkan efek belanja perjalanan dinas tersebut,” kata Bhima Yudhistira Adhinegara. 

“Sebaiknya tambah penyaluran stimulus ke pengusaha dan pekerja di sektor pariwisata sebanyak minimum 15 persen dari total PEN 2021. Sejauh ini stimulus hibah pariwisata 3.7 triliun hanya mencapai 0.5 persen dari total dana PEN, kecil sekali. Itu jauh lebih berdampak dibanding WFB (Work from Bali, red),” tambahnya. (*) 

Update berita wacana work from bali di sini

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved