Mutih, Berikut Makna Puasa dalam Agama Hindu
Dalam Agama Hindu juga mengenal puasa. Sebab puasa merupakan bagian dari ritual agama, baik agama Hindu, Islam, Budha atau agama lainnya.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: M. Firdian Sani
Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam Agama Hindu juga mengenal puasa.
Sebab puasa merupakan bagian dari ritual agama, baik agama Hindu, Islam, Budha atau agama lainnya.
Bahkan termasuk juga dilakukan oleh para penganut aliran kepercayaan lainnya.
"Hal ini dilaksanakan karena menurut keyakinannya, bahwa dengan ini juga akan meningkatkan ibadahnya sesuai dengan agama yang dianutnya," ujar Jero Mangku Ketut Maliarsa, kepada Tribun Bali, Jumat 28 Mei 2021.
Dan hal seperti itu juga, tidak terkecuali dipercayai oleh umat Hindu di Bali.
• Niat Puasa Senin Kamis, Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan, Terhindar Kolesterol dan Cegah Penuaan Dini
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, puasa adalah tidak makan dan tidak minum pada siang hari dengan niat tertentu.
"Dalam kamus Bahasa Bali dikatakan bahwa puasa berarti kenta, brata, dan tapa," ucapnya.
Sedangkan dalam agama Hindu pengertian puasa berbeda, yaitu kata puasa berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata upa dan wasa.
Upa artinya dekat atau mendekat, dan wasa mengandung makna Tuhan Yang Maha Kuasa.
Intinya adalah mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa, maksudnya adalah memuja keagungan-Nya dengan tidak makan dan tidak minum selama 24 jam.
• Bacaan Niat Puasa Senin Kamis, Berikut Ini 5 Manfaat Berpuasa untuk Kesehatan
Serta disertai dengan menerapkan ajaran agama Hindu dalam hal mengendalikan panca Indera, mengendalikan hawa nafsu, atau mampu mengendalikan pikiran dan keinginan.
"Melaksanakan puasa dalam ajaran agama Hindu di Bali, bukan saja tidak makan dan minum. Tetapi ada makna dan hikmah yang mendalam yang harus diimplementasikan dalam hal pengendalian diri, untuk nengekang hawa nafsu," jelas pensiunan kepala sekolah ini.
Guna mencapai ketenangan dan keharmonisan hidup.
"Makanya kata puasa dalam agama Hindu di Bali, diambil dari bahasa Sansekerta yaitu Upawasa," sebutnya.
• Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan 2021, Sebaiknya Disegerakan, Berikut Ketentuan Qadha Puasa
Yang telah dijelaskan bahwa tujuan berupawasa, adalah untuk menerapkan ajaran agama Hindu dengan memuja kemahakuasaan-Nya agar mencapai tujuan hidup dalam agama Hindu.
Yaitu Moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma.
Pelaksanaan upawasa, kata dia, harus dilandasi dengan niat dan keyakinan yang mendalam dalam menerapkan ajaran Dharma atau ajaran agama Hindu.
Dalam pelaksanaanya dilandasi dengan memuja Tuhan, dengan sarana canang asebit sari atau pejati bahwa ada niat untuk berpuasa sehingga mendapat tuntunan-Nya.
• Niat dan Tata Cara Puasa Syawal 2021, Diutamakan Dikerjakan Berurutan dan Jadi Qadha Puasa Ramadhan
"Begitu juga saat mengakhiri upawasa, juga melaksanakan persembahyangan dengan tujuan menyampaikan rasa syukur karena telah berhasil berupawasa," imbuhnya.
Upawasa yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali, biasanya pada hari suci Siwaratri, hari suci Nyepi, hari suci Purnama atau Tilem.
Kemudian pada hari kelahiran, atau sesuai dengan keinginannya.
"Umat Hindu di Bali tidak mengenal puasa Senin dan Kamis, ini kemungkinan keyakinan Hindu kejawen," ucapnya.
Pada saat upawasa, umat tidak makan dan minum selama 24 jam.
• Ledakan Petasan Jelang Buka Puasa di Kebumen, 3 Orang Tewas
Setelah selesai itu, barulah makan.
Lalu tata cara makannya, didahului dengan minum air putih, serta makan yang lembut terlebih dahulu agar tidak mengganggu pencernaan.
"Berkah dan hikmah atau tujuan yang dapat dipetik dari melaksanakan upawasa sangat luar biasa," tegasnya.
Diantaranya dapat atau mampu mengendalikan hawa nafsu.
Sehingga bisa mengendalikan diri dengan menerapkan ajaran agama.
• Ledakan Petasan Jelang Buka Puasa di Kebumen, 3 Orang Tewas
Sehingga mencapai kebahagiaan lahir batin serta jiwa dan pikiran jadi Shanti dan Jagadhita.
Ada pula puasa mutih.
Dimana artinya hanya makan nasi putih saja tanpa lauk- pauk serta minum air putih saja.
"Tujuannya untuk meningkatkan kekuatan spiritual atau untuk meningkatkan dan mematangkan ilmu yang dipelajari tentang ilmu kebatinan," sebutnya. (*)
Ikuti berita menarik lainnya di Tribun Bali