Kenali Jenis-jenis Keputihan dan Penyebabnya, Dr Ayu Tidak Sarankan Pakai Sabun Sirih
Keputihan biasanya datang ketika kaum hawa sudah memasuki masa pubertasnya. Tak jarang, keputihan ini bisa menjadi kondisi yang cukup menganggu.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Keputihan biasanya datang ketika kaum hawa sudah memasuki masa pubertasnya.
Tak jarang, keputihan ini bisa menjadi kondisi yang cukup menganggu.
Terlebih jika keputihan keluar dalam jumlah yang banyak, menimbulkan bau atau bahkan berwarna.
Apabila sudah terjadi keputihan dengan kondisi seperti itu, ada baiknya berhati-hati karena bisa saja itu merupakan gejala dari penyakit yang menyerang organ reproduksi wanita.
Baca juga: Terkait Warga yang Meninggal Usai Divaksin, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Angkat Bicara
Ketika ditemui, salah satu dokter Kandungan RS Balimed Denpasar, dr. Anak Agung Ayu Konsita Wardani Sp.OG, menjelaskan ada dua jenis keputihan yang bisa dialami oleh wanita, yakni keputihan psikologis dan keputihan Patologi.
"Keputihan fisiologis adalah keputihan yang normal terjadi akibat perubahan hormonal, seperti saat menstruasi, stres, kehamilan, dan pemakaian kontrasepsi."
"Sementara itu, keputihan patologis adalah keputihan yang timbul akibat kondisi medis tertentu," paparnya pada, Sabtu 29 Mei 2021.
Baca juga: Vaksinasi di Badung Bergerak ke Mengwi, Wabup Ingatkan Pentingnya Vaksinasi Untuk Kesehatan
Penyebab dominan keputihan patologis adalah akibat infeksi parasit, jamur, atau bakteri.
Keputihan patologis ini, bisa dilihat dari warna dan bau dari cairan yang keluar dari vagina.
Jika cairan yang keluar berwarna kekuningan adalah tanda seorang wanita mengalami infeksi bakteri atau infeksi menular seksual.
Jika berwarna hijau adalah tanda infeksi bakteri atau infeksi menular seksual, seperti trikomoniasis.
Baca juga: Niat Puasa Senin Kamis, Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan, Terhindar Kolesterol dan Cegah Penuaan Dini
"Selanjutnya jika keputihan akibat infeksi jamur, keputihan ini terjadi karena pertumbuhan berlebih jamur di vagina."
"Gejala keluarnya infeksi jamur meliputi keluarnya cairan yang tebal, putih, seperti keju cottage, bersama dengan rasa gatal, kemerahan, iritasi, dan terbakar."
"Sekitar 90 persen wanita pernah mengalami infeksi jamur ini, infeksi ini umumnya tidak berbahaya, jika berlangsung lebih dari setahun harus segera ke dokter," tambahnya.
Baca juga: Manfaat Pare untuk Kesehatan, Menurunkan Berat Badan Hingga Membantu Melawan Kanker
Meskipun kondisi keputihan cukup menganggu, namun dr. Konsita tidak menyarankan untuk menggunakan sabun sirih.