Wawancara Tokoh
Kisah Tanya Jadi Content Creator Wisata Bali, Kuncinya Passion dan Senang Berbagi
Ni Luh Putu Tanya Dellani Novitasari yang akrab disapa Tanya, adalah salah satu content creator asal Bali.
Penulis: Harun Ar Rasyid | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Menjadi content creator kini semakin menantang.
Tapi apakah aktivitas menyenangkan ini bisa dijadikan pekerjaan tetap?
Ni Luh Putu Tanya Dellani Novitasari yang akrab disapa Tanya, adalah salah satu content creator asal Bali.
Seperti apa sepak terjangnya menjadi content creator, khususnya di bidang wisata, dikisahkan Tanya sedemikain rupa.
Baca juga: Kisah Penjual Jeruk di Jalan Raya Pujung Bangli, Mawi: Sehari Itu Dapat 30 Ribu, Kadang Tidak Dapat
“Apakah content creator wisata itu cukup aman untuk dijadikan pekerjaan tetap?”
“Saat ini media sosial diperlukan untuk banyak bisnis dan peluang. Jadi, aktif di media sosial dan membuat konten, baik untuk perjalanan atau topik lainnya, jelas merupakan prospek yang bagus. Tetapi untuk menjadi pekerjaan tetap, itu tergantung pada seberapa banyak kerja keras yang siap anda lakukan,” ujar Tanya.
Dia juga membeberkan syarat-syarat untuk menjadi content creator yang baik.
Skill fotografi dan video editing menjadi kemampuan yang harus dimiliki.
Selain itu dia menyampaikan, sebelum memutuskan untuk benar-benar menjadi seorang content creator, temukanlah passion yang paling disukai.
“Ini berarti Anda harus mengembangkan keterampilan dalam pembuatan konten dan media sosial, passion, motivasi yang kuat dan siap untuk bekerja keras adalah faktor lain yang harus dimiliki,” jelasnya.
Sehari-hari Tanya bekerja sebagai seorang Social Media Strategist.
Namun, di luar kesibukannya tersebut, dia merupakan seorang content creator wisata atau travel influencer.
Tanya biasanya berbagi aktivitas wisatanya melalui akun Instagram: @belle.lyfe, TikTok: @tanyadellani.
Selain itu dia juga baru memulai aktivitasnya di platform berbagi video YouTube dengan nama akun, Tanya's Life.
Sebagai industri, pariwisata Bali memang yang terbaik dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia.
Ini terbukti dari beberapa tahun sebelum pandemi, Bali menjadi daerah dengan kunjungan wisatawan mancanegara paling tinggi.
Dari data yang dikeluarkan BPS, rata-rata sekitar 6 juta turis asing masuk ke Bali saat kondisi normal sebelum pandemi.
Industri pariwisata yang berkembang pesat membuat industri-industri lain ikut merasakan kue manis pariwisata, salah satunya industri content creator.
Dalam hal ini content creator wisata.
Baca juga: Kisah Museum Lukisan Sidik Jari Denpasar, Pengerjaan Lukisan Perang Puputan Badung Hingga 18 Bulan
Meskipun terbilang baru, akun instagram Tanya sudah mempunyai pengikut sekitar 17 ribu orang.
Ia mengisahkan awal mula ia mulai menjadi content creator wisata ketika dirinya sering berbagi mengenai cerita-ceritanya ketika melakukan travelling.
Hal yang ia lakukan tersebut ternyata mulai mendatangkan follower dan di-repost (posting ulang) oleh beberapa akun media sosial lain.
“Saya memulai akun instagram saya tiga tahun yang lalu karena saya memiliki passion dalam membuat konten, media sosial, dan traveling. Suatu hari saya melihat semua konten yang saya miliki dan memutuskan untuk secara serius sharing pengalaman saya selama traveling ke media sosial yang saya miliki,” kisah Tanya.
Ia mulai bergelut di bidang social media dan content creator karena dirinya memang mempunyai passion pada bidang tersebut.
Selain itu jalan-jalan atau traveling adalah kegiatan yang ia senangi.
Menurutnya, mengapa tidak mencampurkan tiga hal yang ia suka menjadi pekerjaanya.
Ia mengatakan menjadi content creator merupakan jalan hidup yang ingin ia jalani.
Perempuan lulusan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana tersebut menjelaskan, sebagai content creator, akan banyak peluang yang datang.
Dia mencontohkan seorang content creator bisa bekerja dengan merek dan perusahaan dalam strategi digital dan pembuatan konten.
Jasa promosi melalui content creator wisata di Bali, menurut Tanya, paling sering digunakan oleh industri perhotelan.
Biasanya para content creator diminta memberikan ulasan atau review mengenai fasilitas-fasilitas hotel.
Selain industri penginapan, restoran, biro perjalanan dan maskapai penerbangan juga biasanya menggunakan jasa content creator.
Di Bali sendiri, banyak sekali platform-platform yang menggunakan sosial media sebagai sarana promosi.
Mulai dari akun personal yang follower-nya ribuan. Atau ada juga akun-akun kurator yang memberikan rekomendasi mengenai tempat-tempat hits di Bali.
Selain itu, ada juga akun-akun perusahaan yang memang bergerak di bidang pariwisata, namun menampilkan gambar-gambar pemandangan yang cantik untuk menarik perhatian.
Saat akun-akun tersebut sudah mempunyai banyak follower, di situlah biasanya akan ada tawaran untuk melakukan post berbayar atau biasa disebut dengan endorse.
Bagi Tanya, bentuk kerjasama yang ia jalin dengan perusahaan itu berbeda-beda.
Salah satu model kerjasama yang biasa ia lakukan adalah melakukan ulasan terhadap produk perusahaan.
Manfaat yang ia terima dari model kerjasama tersebut secara tidak langsung ia bisa merasakan atau menggunakan fasilitas yang ada.
“Di masa pandemi ini, bisa sangat tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan dan dalam situasi saat ini. Solidaritas sangat penting. Jadi, saya tidak perlu fokus pada harga terlebih dahulu,” jelasnya.
Di masa pandemi, dirinya melakukan pengecualian terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Untuk kerja sama dengan para UMKM Tanya akan memberikan jasanya secara gratis.
Ia berharap dapat membantu bisnis-bisnis kecil.
Apakah ada dampak pandemi bagi dirinya sendiri? “Iya dan tidak.”
Baca juga: Kisah Danghyang Kepakisan Hingga Keturunannya di Bali
Baginya, pandemi berdampak karena dirinya tidak bisa melakukan hobinya, yaitu travelling.
Namun di sisi lain, di masa pandemi ini, dia masih melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan.
“Karena sebagian besar brand memerlukan bantuan untuk mempromosikan produk atau jasanya,” jelasnya melalui keterangan tertulis yang ia kirim melalui email, 31 Mei 2021.
Namun tidak bisa tidak, ia sangat berharap pandemi ini segera berakhir sehingga semuanya bisa normal kembali.
Ia merasa sangat sedih karena Bali dan semua orang sangat terpengaruh oleh situasi pandemi ini.
“Jadi dari lubuk hati saya yang paling dalam saya berharap kita bisa tersenyum, tertawa dan hidup seperti sebelumnya,” harap perempuan itu.(*).
(Harun Arrashyid)
Kumpulan Artikel Tokoh