Berita Politik
Soal Mundurnya Wayan Muntra dari Kepengurusan Golkar Bali, Sugawa Korry Beri Pernyataan Mengejutkan
Dengan surat pengunduran ini, kami menghargai sebagai sesama teman, dengan harapan nilai-nilai persahabatan sebagai dan kader Golkar tetap terjaga,”
Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Mundurnya politikus senior Golkar Badung, Wayan Muntra dari jabatannya di kepengurusan Golkar Bali ditanggapi dingin oleh Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry.
Saat dikonfirmasi, Sugawa Korry mengatakan menghormati keputusan Muntra tersebut.
“Dengan surat pengunduran ini, kami menghargai sebagai sesama teman, dengan harapan nilai-nilai persahabatan sebagai dan kader Golkar tetap terjaga,” Rabu 2 Juni 2021.
Hanya saja, ia membantah adanya penzaliman kepada Muntra di tubuh partai berlambang pohon beringin ini.
Baca juga: Mundur dari Kepengurusan Golkar Bali, Wayan Muntra: Saya Sabar Sejak Dulu, Walau Terzalimi
Ia mengungkapkan beberapa fakta bahwa usai Musda Golkar Bali Februari 2020 lalu, pihaknya sempat mengajak Muntra untuk bergabung dalam kepengurusannya.
Saat itu, menurut Sugawa Korry, Muntra menegaskan kesiapannya untuk bergabung dengan jajaran Golkar Bali dengan posisi Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM DPD Golkar Bali.
Bahkan, menurut Sugawa Korry, Muntra sendiri menandatangangi pakta integritas sebagai pengurus Golkar Bali.
“Berkenaan dengan berita tersebut diatas, bersama ini saya sampaikan klarifikasi sebagaimana berikut. Setelah musda Golkar Bali, saya kontak Pak Muntra untuk bersedia jadi pengurus Golkar Bali, yang bersangkutan siap dengan tanda tangan pakta integritas terlampir,dengan tanda tangan pakta integritas tersebut, tidak benar Pak Muntra di zalimi dalam musda Golkar Badung,” paparnya.
Mengenai pencalonan Muntra di Pilkada Badung sendiri, Wakil Ketua DPRD Bali membantah adanya penjegalan dalam proses tersebut.
Bahkan, Muntra yang saat itu dicalonkan sebagai bakal calon wakil bupati mendampingi i I Gusti Ngurah Agung Diatmika diperjuangkan oleh DPD Golkar Bali untuk mendapatkan rekomendasi.
Mengenai turunnya rekomendasi DPP Golkar yang akhirnya jatuh kepada pasangan Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa (GIRIASA) sendiri, menurutnya bukan merupakan kewenangan pihaknya di DPD Golkar Bali.
“Terkait pencalonan Pilkada Badung, sejak awal kita dukung penuh, bahkan sampai dipertemukan 2 kali dengan bapak ketum di Nusa Dua.
Tetapi, ketika rekomendasi keluar yang bukan Pak Muntra dari DPP, sesuai juklak itu di luar kewenangan kami,” tegasnya.
Bahkan, usai gagalnya rekomendasi kepada Diatmika-Muntra di Pilkada Badung, pihaknya sempat proaktif dengan menghubunginya agar dapat kembali aktif di jajaran kepengurusan Golkar Bali.
Baca juga: Kritisi Raperda, Golkar Bali Minta Pembentukan BUPDA Jangan Sampai Mematikan LPD yang Sudah Eksis
Hanya saja, Muntra menurutnya tidak merespons-nya dengan alasan kesibukan ngayah di desa.