Berita Denpasar

I Gede Agus Mertayasa, Difabel yang Suka Melukis Wayang, Pernah Jual 45 Lukisan di Sebuah Pameran

Minggu, 13 Juni 2021 siang, I Gede Agus Mertayasa tengah suntuk menggoreskan pensilnya di atas buku gambar di Gedung Ksirarnawa Art Center, Denpasar

Tribun Bali/Rizal Fanany
I Gede Agus Mertayasa, melukis dalam rangkaian kegiatan Pesta Kesenian Bali XLIII di Arthropoda Center, Denpasar, 13 Juni 2021. Meski memiliki keterbatasan fisik, namun ia memiliki keahlian khusus dalam menggambar. 

Akan tetapi bagi sang ayah, untuk bisa ikut lomba itu pun merupakan usaha yang luar biasa untuk ukuran anak difabel.

Sementara itu, untuk kegiatan pameran, hampir 10 pameran telah diikuti.

Baca juga: UPDATE: Sandiaga Uno Berpantun Saat Pembukaan PKB ke-43, Ajak Pejabat yang Hadir Jadi Rojali

Mulai dari pameran di desanya yakni Desa Buduk, Mengwi, Badung saat lomba desa di tingkat Provinsi Bali, pameran di Big Garden, Gong Perdamaian, hingga beberapa hotel.

Bahkan dalam pameran IKM Bali Bangkit, Agus juga turut serta di mana sebanyak 45 lukisannya laku terjual.

“Ya syukur ada yang membeli, saat pameran IKM Bali Bangkit yang digelar Dekranasda Bali, 45 lukisan Agus terjual,” katanya.

Sebelum ikut pameran ini, biasanya beberapa orang meminta dibuatkan sketsa dan dibayar mulai dari Rp100 ribu hingga Rp150 ribu.

Namun, setelah beberapa kali ikut pameran, beberapa karyanya pun laku hingga ke luar Bali dan beberapa di antaranya diadopsi menjadi gambar baju kaos.

Sudana menambahkan, bakat sang anak memang terasah dengan seringnya latihan melukis.

Karena di keluarganya tak ada yang memiliki darah seni, khususnya seni lukis.

Hanya kakeknya yang memiliki kemampuan dalam seni tabuh wayang.

Hingga kini, Agus telah merampungkan ratusan lukisan maupun sketsa dalam berbagai ukuran.

Dalam melukis, Agus dibantu oleh orangtuanya, mulai dari menyiapkan alat, membantu menggeser canvas jika ukurannya besar, hingga membingkai.

“Kesulitannya mungkin di penyiapan alat lukis, karena kan tidak bisa sendiri. Kalau misalnya media gambarnya besar saya bantu menggeser."

"Dan pemasarannya juga cukup sulit, untungnya dibantu pemerintah dengan memberikan ruang untuk pameran,” katanya. (*)

Berita lainnya di Berita Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved