Berita Bali

Penolak Vaksin Covid-19 Tak Dapat Bansos, Bali Percepat Vaksinasi Demi Herd Immunity

Satgas Covid-19 Kabupaten Tabanan terus menggencarkan proses vaksinasi untuk masyarakat.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Ilustrasi - Penolak Vaksin Covid-19 Tak Dapat Bansos, Bali Percepat Vaksinasi Demi Herd Immunity 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Satgas Covid-19 Kabupaten Tabanan terus menggencarkan proses vaksinasi untuk masyarakat.

Satgas Tabanan juga terus menyosialisasikan Peraturan Presiden No 14 tahun 2021 tentang pengadaaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalak rangka penanggulangan Covid-19 di Indonesia kepada seluruh Perbekel di Tabanan dan selanjutnya disampaikan ke masyarakat.

Tujuannya adalah agar lebih cepat mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

Dalam Perpres No 14 tahun 2021 pada Pasal 13A ayat (4) disebutkan bahwa, bagi masyarakat yang sudah memenuhi persyaratan untuk vaksinasi dan menolak untuk divaksinasi akan menerima sanksi yakni penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau bantuan sosial (bansos).

Baca juga: Percepat Herd Immunity - Menolak Vaksin Tak Dapat Bansos & Tak Dilayani Administrasi Pemerintahan

Kemudian juga diberlakukan penundaan atau penghentian layanan administrasi pemerintahan, serta denda.

"Jadi untuk di Tabanan kita sudah sosialisasikan (perpres) itu kepada seluruh perbekel. Semua perbekel juga sudah sosialisasikan kepada masyarakat agar mengikuti vaksinasi karena ada sanksi administratif dan denda untuk yang tidak mau vaksinasi (menolak). Dendanya belum diatur," jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Tabanan, I Gede Susila, Selasa 15 Juni 2021.

Sehingga, kata dia, masyarakat diharapkan ikut menyukseskan program percepatan vaksinasi ini agar Tabanan segera mencapai herd immunity.

Selain itu, para Perbekel di seluruh desa juga sudah melakukan langkah sosialisasi agar seluruh masyarakat memahami proses vaksinasi ini dan kekebalan kelompok ini segera tercapai.

"Sejauh ini masyarakat sangat antusias mengikuti vaksinasi. Kemudian untuk mendorong percepatan proses vaksinasi, masyarakat diminta menyampaikan secara jujur soal penyakitnya. Jujur dalam artian biarkan petugas medis yang menentukan apakah seorang warga boleh atau tidak menerima vaksinasi dan jangan momvonis diri sendiri," tegasnya.

Terlebih lagi saat ini Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSU) Tabanan sudah siap melayani vaksinasi bagi masyarakat.

Masyarakat yang dimaksud adalah warga Tabanan atau dari luar Tabanan juga.

"Jadi masyarakat sudah bisa melaksanakan vaksinasi secara umum di rumah sakit Tabanan. Itu tidak untuk masyarakat Tabanan saja, melainkan warga luar Tabanan juga bisa," ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr I Nyoman Suratmika menjelaskan, masyarakat kabupaten Tabanan, khususnya yang ada diwilayah kota Tabanan yang ingin segera mendapatkan vaksinasi dipersilakan datang ke RSUD Tabanan dan akan dilayani setiap Senin hingga Sabtu, pada jam kerja pukul 08.00-12.00 Wita.

Pembatasan jam layanan ini dilakukan untuk menghindari adanya kerumunan.

"Jadi siapa saja boleh datang untuk dapat layanan vaksinasi yang penting sasaran di atas 18 tahun," katanya.

"Mereka ini (sasaran vaksinasi) nanti akan didaftarkan by sistem di rumah sakit untuk mendapatkan undangan vaksinasi tahap II. Jadi kalau vaksinasi dosis I dilayani di RS Tabanan maka dosis II juga dilayani di tempat yang sama, tidak bisa pindah ke tempat lain," jelasnya.

Untuk mencapai herd immunity di Tabanan jumlah masyarakat yang sudah tervaksin 70 persen dari total masyarakat sasaran vaksinasi.

Dia menyebutkan, dari jumlah penduduk Tabanan 461.632 orang, jika dihitung minimal 70 persen, maka total sasaran 323.141 orang dengan kebutuhan 646.282 dosis vaksin.

Suratmika menyebutkan, hingga Senin 14 Juni 2021 sudah mencapai 50,92 persen dengan capaian vaksinasi 7-8 ribu orang per hari.

Di tempat lain, Kabupaten Gianyar telah memasuki herd immunity, Selasa, karena serapan vaksin Covid-19 sudah mencapai 194.113 jiwa atau sekitar 73 persen.

Dengan persentase tersebut, Pemkab Gianyar telah melampaui target Pemprov Bali dan pemerintah pusat, yang hanya menargetkan 70 persen jumlah penduduk yang wajib divaksinasi.

Asisten III Setda Gianyar, Ngakan Dharma Jati menegaskan, meskipun saat ini Gianyar telah melewati target 70 persen dari Pemprov Bali dan pemerintah pusat, namun vaksinasi Covid-19 akan tetap dilakukan.

Baca juga: Jumlah Ketersediaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Kodam IX Udayana Sebanyak 14.000 Dosis

Bahkan, saat ini pihaknya mendatangkan bantuan dari Universitas Udayana untuk menuntaskan vaksinasi ini.

Sebab pemerintah Kabupaten Gianyar menargetkan vaksinasi di banjar-banjar mencapai 100 persen.

Kata dia, sebelumnya, persentase di banjar-banjar hanya sekitar 80 persen.

Hal itu karena masih ada masyarakat wajib vaksinasi yang belum bisa melakukan vaksinasi, karena kesibukan atau kondisi yang tidak memungkinkan untuk divaksinasi.

Ketua Fraksi Indonesia Raya DPRD Gianyar, Ngakan Ketut Putra berterima kasih terhadap strategi Bupati Gianyar, Made Mahayastra dalam program vaksinasi.

Sebab, kata dia, di awal-awal vaksinasi Covid-19, terjadi perdebatan di masyarakat.

Saat itu banyak masyarakat yang tidak berani divaksinasi lantaran adanya informasi vaksin tersebut berbahaya.

Namun Bupati Mahayastra berhasil menghilangkan ketakutan masyarakat, dengan melakukan vaksinasi bersama pejabat pemerintah dan DPRD Gianyar, sebelum melakukan vaksinasi massal berbasis banjar.

Di Denpasar, sebanyak 537 warga negara asing (WNA) telah mengikuti vaksinasi Covid-19.

Jumlah ini didominasi WNA yang berdomisili di wilayah Sanur.

WNA yang bisa divaksinasi Covid-19 di Denpasar merupakan pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai mengatakan WNA ini memiliki beragam profesi, mulai dari guru, hingga pekerja hotel.

Ada juga WNA yang memang sudah menetap di Denpasar.

“Untuk WNA yang divaksinasi dosis pertama sebanyak 537 orang. Sekarang ada beberapa yang sudah mendapat dosis kedua,” kata Dewa Rai, Selasa.

Beberapa WNA ikut kegiatan vaksinasi massal yang digelar di wilayah Sanur.

Sedangkan beberapa di antaranya melakukan vaksinasi mandiri ke Fasyankes.

“Yang di luar Sanur biasanya mereka langsung ke RSUD Wangaya dengan membawa Kitas,” imbuhnya.

Dewa Rai menambahkan, WNA ini ikut divaksinasi agar tidak menjadi penyebar Covid-19.

Apalagi mereka tinggal dalam waktu yang cukup lama di Denpasar.

Untuk pelaksanaan vaksinasi Pemkot Denpasar juga telah berkonsultasi dengan beberapa Konsul Jenderal (Konjen) seperti Konjen Jepang, India, maupun Korea Selatan yang ada di Denpasar.

Ia menambahkan pelaksanaan vaksinasi WNA ini harus mendapat persetujuan dari negara asalnya demi keselamatan.

Baca juga: Penuhi Target Vaksin 70 Persen, Satgas Buleleng Gunakan Pola Tuntas Kecamatan

Jika belum mendapat persetujuan, pihaknya tak berani melakukan vaksinasi.

Selain itu, pihaknya juga mengedukasi WNA yang sudah divaksinasi untuk menyosialisasikan program ini, bahwa pemerintah Indonesia, baik Pemprov Bali dan Kota Denpasar secara khusus, serius dalam menangani pandemi Covid-19 ini.

Sementara itu, Kodam IX/Udayana kembali menggelar vaksinasi massal yang dibuka untuk masyarakat umum, Selasa 15 Juni 2021.

Vaksinasi massal ini digelar di tiga Provinsi, yakni NTT, NTB dan Bali.

Untuk di Provinsi Bali, kegiatan itu dipusatkan di GOR Kepaon, Praja Raksaka dengan kapasitas 1.500 peserta setiap hari.

Kepala Kesehatan Kodam IX/ Udayana, Kol CKM dr I Made Mardika menjelaskan, layanan ini digelar selama tiga hari.

Masyarakat yang ingin divaksin dipersilakan datang dan menunjukkan KTP.

"Ini dalam rangka mendukung Pemerintah Provinsi Bali untuk mempercepat capaian vaksinasi. Apalagi pemerintah pusat berencana membuka pariwisata pada Juli. Dari serbuan vaksinasi ini, diperkirakan dapat menyumbang penduduk yang telah tervaksin sebanyak 4.500 jiwa," ungkapnya.

Dia mengatakan, jumlah tersebut cukup membantu capaian vaksinasi di Bali yang melebihi 50 persen.

Sementara itu, penduduk Bali yang tervaksinasi saat ini sekitar 1,6 juta jiwa, dari target 3 juta jiwa penduduk yang layak divaksinasi.

Vaksin Covid-19 jenis astraZeneca yang dimiliki Kodam IX sebanyak 14.000 dosis.

Sekretaris Satgas Covid-19 Bali yang juga Kepala BPBD Bali, Made Rentin mengatakan, dari hari ke hari pertambahan kasus Covid-19 sudah mencapai dua digit.

Bahkan, jumlah kesembuhan pasien juga selalu lebih banyak dari kasus baru.

Bahkan, dari data Satgas Covid-19 pertambahan kasus per Selasa 15 Juni 2021 sebanyak 55 orang (46 orang melalui Transmisi Lokal dan 9 PPDN) dan sembuh sebanyak 30 orang dan 2 pasien yang meninggal dunia.

Ia menyebutkan, untuk mempercepat penanganan pandemi, pemerintah telah melakukan vaksinasi.

“Masyarakat yang telah memperoleh vaksinasi 1 sebanyak 1.693.555 orang dan vaksinasi 2 sebanyak 685.827 orang. Total vaksin yang terdistribusi sebanyak 2.974.330 dosis dengan sisa stok vaksin 594.948 dosis,” ungkapnya. (mpa/weg/sup/sar/gil)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved