Wawancara Tokoh
Wawancara Khusus Dekan FK Unud, Prof Suyasa: Saya Daftar Pada H-1 Setelah Didorong Teman-teman
Pada 6 Juli 2021 nanti, perguruan tinggi negeri (PTN) nomor satu dan tertua di Bali, Universitas Udayana (Unud), akan mengadakan pemilihan rektor baru
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Banyak hal yang belum kita explore terkait kesehatan holistik ini.
Tentu eksplorasinya secara ilmiah ya supaya tidak disebut klenik atau perdukunan.
Sebetulnya dalam dunia kedokteran diajari juga mengenai pendekatan holistik.
Bagaimana membangkitkan kekuatan dalam diri manusia sendiri untuk menjadi sehat.
Tuhan kan menciptakan manusia itu lengkap.
Ada penyakit dan ada pula obatnya dalam tubuh manusia sendiri.
Misalnya, tubuh manusia memiliki endorphin, itu semacam morfin dalam tubuh yang kalau bisa dibangkitkan, rasa nyeri akan bisa teratasi.
Misalnya, dicubit bisa tidak terasa sakit.
Mungkin pusat unggulan itu, idenya bisa seperti di sebuah universitas di Amerika yang memiliki pusat riset kebahagiaan?
Saya tempo hari sempat ngomong ke Pak Menteri Sandiaga Uno saat berbicara tentang medical tourism atau pariwisata berbasis medis.
Saya bilang bagaimana jika medical tourism itu di Rumah Sakit Unud, dan nanti salah-satu yang jadi unggulan adalah bidang wellness-nya.
(wellness berbeda dari kesehatan secara umum atau health yang biasanya hanya berkaitan dengan sehat fisik. Wellness adalah sehat pada keseluruhan aspek, mulai dari fisik, mental-emosional, spiritual dan sosial secara seimbang, red).
Nah, wellness ini perlu dikembangkan di Unud sebagai salah-satu unggulan.
Misalnya, ada pusat riset wellness, dan sekaligus juga bagian dari medical tourism yang hendak dikembangkan pemerintah di Bali.
Di situ nanti ada kajian dan pengembangan terkait yoga, teknik pernapasan, aroma therapy dan lain-lain. Kalau itu bisa diwujudkan kan bagus.
Kebutuhan wellness makin besar saat ini, apalagi di tengah pandemi saat ini ada fenomena Long Covid atau Post Covid Syndrome.
Jadi, mereka sudah sembuh dari Covid-19, namun masih sering mengalami gangguan seperti sulit tidur, sering cemas dan gelisah, jantung berdebar, sering buang air dan lain-lain.
Itu kan sudah bukan persoalan fisik lagi.
Itu perlu treatment juga, tapi treatment yang berbeda.
Dan itu bisa jadi tidak lebih mudah, karena sifatnya kan tidak tampak. Psikis.
Jadi, kedokteran atau rumah sakit nanti nggak cuma tentang obat dan resep.
Saya ini seorang ahli orthopaedi, tapi kasus nyeri pinggang misalnya, tidak semua jawabannya adalah pisau bedah.
Ada nyeri pinggang yang disebut sebagai psychogenic back pain.
Itu nyeri pinggang karena tekanan psikologis.
Baca juga: Wawancara Martin Bashir dengan Putri Diana Tahun 1995 Kembali Disorot Publik Inggris
Kalau pusat riset wellness itu bisa hadir di Unud tentu suatu terobosan?
Tetapi, untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan tentu membutuhkan otoritas.
Kalau tidak ada otoritas, ya ide akan tinggal sebagai ide.
Dengan kondisi pandemi, apakah juga ada kampanye visi dan misi para calon rektor Unud? Kira-kira peluangnya bagaimana, Pak?
Ada penyampaian visi dan misi secara langsung di depan rapat senat universitas, ada juga yang sudah di-upload di YouTube sehingga siapapun bisa melihatnya.
Bagi saya, siapapun nanti yang terpilih sebagai Rektor Unud, itulah yang terbaik dan semoga bisa pula berbuat yang terbaik bagi institusi.
Kalau saya yang diberikan amanah, ya tentu visi dan misi saya akan saya kawal.
Yang terpenting, sikapi pemilihan rektor adalah hal yang biasa, sehingga jangan sampai gara-gara pemilihan lantas terjadi, misalnya, perpecahan.
Semua akan rugi. Jadi, kita boleh saja berbeda pendapat, tetapi harus saling menghargai dan justru kemudian berusaha menemukan titik-titik persamaan.
Jangan perbedaan malah dibesar-besarkan.
Sebuah bangsa, misalnya, akan jadi besar justeru kalau menonjolkan persamaannya, bukan perbedaannya.
(Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami/Sunarko)