Serba serbi

Tanpa Tattwa dan Susila, Upacara Yadnya Kehilangan Makna

Agama Hindu sangat terkait erat dengan Tattwa, Susila, dan Upacara (yadnya). Dalam kitab Upadesa, hal itu diibaratkan putih dan kuning telur yang tida

Tribun Bali / Putu Supartika
Ilustrasi upacara yadnya 

Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Agama Hindu sangat terkait erat dengan Tattwa, Susila, dan Upacara (yadnya).

Dalam kitab Upadesa, hal itu diibaratkan putih dan kuning telur yang tidak bisa dipisahkan.

Demikan juga dalam mengamalkan ajaran Agama Hindu. Tidak bisa sepotong-sepotong. 

Sebab akan menimbulkan masalah, apabila diterapkan sepotong-sepotong.

Seperti apabila Tattwa yang dipentingkan, tanpa Susila dan Upacara yadnya.

Maka Tattwa itu akan menjadi kering, dan sulit dijangkau oleh berbagai lapisan sosial. 

Baca juga: Ini Pentingnya Upacara Pakelem di Laut dalam Kepercayaan Hindu Bali

Namun apabila Susila dan Upacara yadnya tanpa Tattwa, maka Susila dan Upacara akan kehilangan maknanya.

Sebab Tattwa adalah roh dari pengamalan Agama Hindu. Sehingga Susila dan Upacara seharusnya menjadi pengejawantahan Tattwa. 

Dari berbagai sumber yang dihimpun Tribun Bali, dijelaskan masih banyak pelaksanaan upacara yadnya justru bertentangan dengan Tattwa.

Berlaku sopan-santun, dengan tata bahasa dan tata krama yang baik adalah yang utama.

Sebab manusia adalah mahluk sosial, harus saling menjaga dan memelihara menghargai. 

Baca juga: Saat Mengingatkan Keturunannya, Leluhur Tak Pernah Marah, Ini Penjelasannya Dalam Hindu di Bali

Jangan sampai upacara yadnya terlepas dari Tattwa dan Susila, sehingga makna sucinya tidak tercapai.

Dalam kamus Bahasa Bali, Tattwa adalah filsafat atau ajaran pengetahuan yang bersumber dari Weda.

Susila adalah bertingkah laku baik dan benar, sesuai dengan ajaran Hindu.

Upacara adalah kegiatan agama Hindu dalam bentuk ritual, yakni Panca Yadnya.

Sehingga tiga kerangka dasar Agama Hindu ini sangat penting dipahami dan diamalkan.

Sebab tujuan Agama Hindu adalah mencapai kebahagiaan akhir, yakni Moksartham Jagadhita ya Ca Iti Dharma. (*)

Artikel lainnya di Serba serbi
 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved