Berita Denpasar

1.684 Pedagang 16 Pasar di Denpasar Tutup Selama PPKM Darurat, Luh Karmasih: Berat Sekali Hidup Ini

1.684 Pedagang 16 Pasar di Denpasar Tutup Selama PPKM Darurat, Luh Karmasih: Berat Sekali Hidup Ini

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Suasana di Pasar Badung, belum lama ini. Akibat kebijakan penutupan sektor non esensial 100 persen terkait dengan pelaksanaan PPKM darurat, ribuan pedagang pasar di Denpasar dipaksa untuk tutup. Dari data yang disampaikan Perumda Pasar Sewakadharma Kota Denpasar, sebanyak 1.684 pedagang di 16 pasar harus terpaksa harus tutup. 

Sehingga sebanyak 4 pasar yang beroperasi saat malam hari maksimal beroperasi hingga pukul 20.00 Wita.

Empat pasar malam yang terdampak tersebut yakni Pasar Malam Kumbasari yang kini berjualan di basement Pasar Badung.

Kemudian Pasar Malam eks.Tiara Grosir di Jalan Cokroaminoto, Pasal Malam Angsoka Kreneng, serta Pasar Ikan Gunung Agung.

Keempat pasar malam tersebut biasanya mulai beroperasi dari sore hingga malam.

Sehingga, dengan diberlakukannya PPKM Darurat ini, jam operasionalnya harus berkurang.

Sementara itu untuk jadwal buka pasar ini tak ada perubahan, hanya saja harus tutup lebih awal.

“Jam bukanya masih seperti biasa, cuma pukul 20.00 Wita mereka harus sudah tutup,” katanya.

Pihaknya juga memberikan stimulus kepada mereka yakni keringanan kepada pedagang untuk biaya operasional harian.

Dimana mereka mendapat pengurangan setengah untuk biaya operasional ini.

“Jadi pedagang hanya perlu membayar setengah dari biaya operasional yang harus mereka bayarkan. Ini sebagai bentuk kepedulian kepada pedagang. Kita juga berikan stimulus di tengah kondisi yang sangat sulit ini,” katanya.

"Berat Sekali Hidup Ini"
Kebijakan PPKM darurat yang mewajibkan usaha non esensial tutup 100 persen membuat pedagang kecil menangis.

Mereka menjerit karena tempat mereka mengais rezeki ‘dirampas’ negara dan tak diberikan berjualan hingga PPKM darurat ini berakhir.

Apalagi untuk kehidupan sehari-hari mereka sangat bergantung dari hasil berjualan ini.

Keadaan ini sangat dirasakan oleh pedagang di Pasar Badung, Denpasar yang dianggap non esensial.

Pedagang alat-alat upakara, Ni Luh Karmasih (41) pun matanya sampai berkaca-kaca menceritakan kesulitan hidup yang dialaminya saat ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved