Berita Buleleng

19 Desa di Buleleng Diprediksi Alami Krisis Air Bersih Hingga September 2021

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng memprediksi, ada 19 desa yang rentan mengalami bencana tersebut.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Manuel Darío Fuentes Hernández from Pixabay
Ilustrasi air bersih - 19 Desa di Buleleng Diprediksi Alami Krisis Air Bersih Hingga September 2021 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Musim kemarau mulai melanda wilayah Buleleng.

Hal ini lantas berpotensi terjadi krisis air bersih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng memprediksi, ada 19 desa yang rentan mengalami bencana tersebut.

Pihaknya pun mulai menyiapkan langkah mitigasi, untuk mengantisipasi krisis air bersih tersebut.

Baca juga: Pasien Covid Tanpa Gejala di Buleleng Meningkat, Satgas Gunakan Asrama Undiksha Jadi Tempat Isolasi

Kalak BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi dikonfirmasi Senin (12/7/2021) mengatakan 19 desa yang berpotensi mengalami krisis air bersih itu yakni di Kecamatan Tejakula terdiri dari Desa Tembok, Sambirenteng,  Pacung,  Sembiran, Penuktukan dan  Madenan.

Kemudian di Kecamatan Kubutambahan, terdiri dari Desa Bukti dan Bengkala.

Desa Selat Kecamatan Sukasada, Kecamatan Banjar terdiri dari Desa Cempaga, Tigawasa,  Pedawa, Sidatapa,Tampakan, dan Desa Kaliasem.

Selanjutnya di Desa Pangkung Paruk Kecamatan Seririt, Desa Banyupoh Kecamatan Gerokgak, dan Desa Pelapuan Kecamatan Busungbiu.

Ariadi menyebut, berdasarkan perkiraan BMKG ke 19 desa itu akan mengalami kekeringan sejak April hingga September 2021.

Untuk itu pihaknya sudah menyiapkan langkah mitigasi dengan berkoordinasi pada pihak PDAM Buleleng, dan PMI Buleleng untuk membantu suplai air bersih.

"Armada tangki BPBD punya 1 unit. PDAM, PMI dan mobil water canon milik Polres Buleleng juga siap membantu jika dibutuhkan untuk menyuplai air bersih. Kalau jajaran di kabupaten tetap kekurangan armada, kami akan minta bantuan ke provinsi," terangnya.

Sejauh ini, dari 19 desa yang diperkirakan akan mengalami krisis air bersih, hingga kini belum desa yang meminta bantuan suplai air bersih.

Sementara jika berkaca dari pengalaman tahun sebelumnya, kata Ariadi, permintaan air bersih biasanya mulai dilakukan pada awal Juli.

Hal ini diduga terjadi karena beberapa desa salah satunya Desa Sembiran, telah mendapatkan bantuan tambahan debit air dari wilayah Bangli.

Baca juga: Pembangunan Asrama STAH Negeri Mpu Kuturan Dimulai, Ditandai Peletakan Batu Pertama di Buleleng

 Sementara Desa Pangkung Paruk, mendapat bantuan suplai air dari SPAM Burana yang dibangun pada awal 2021.

"BMKG sih memberikan informasi Buleleng diprediksi memasuki musim kemarau dari  April sampai Desember. Namun BMKG tidak menyebutkan apakah termasuk kemarau ekstrim atau kemarau basah. Kami tetap standby, kalau ada masyarakat yang butuh air bersih, tinggal lapor ke Perbekel, nanti Perbekel yang akan menginformasikan ke kami," tutupnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved