Kerajaan Inggris
Video Call Ratu Elizabeth dengan Harry & Meghan Resiko Tinggi Ditarget Hacker Rusia dan China
Selama masa pandemi dan penerapan lockdown di Inggris, Ratu Elizabeth II yang berusia 95 tahun itu menikmati komunikasi virtual
Penulis: Sunarko | Editor: Sunarko
LONDON, TRIBUN-BALI.COM – Kerajaan Inggris meningkatkan perlindungan atas keamanan data-data digital mereka.
Pengamanan digital itu diperketat setelah diduga bahwa keamanan data digital Ratu Elizabeth II merupakan target berisiko tinggi, karena diincar para hacker atau peretas.
Diberitakan The Sun pada Senin 19 Juli 2021, selama masa pandemi dan penerapan lockdown di Inggris, Ratu Elizabeth II yang berusia 95 tahun itu menikmati komunikasi virtual via video call.
Termasuk Ratu menikmati video call dengan cucunya Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle yang tinggal di AS.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Tanam Bunga Mawar Saat Peringati Ulang Tahun ke-100 Pangeran Philip
Baca juga: Ratu Elizabeth II Bahagia Sambut Kelahiran Putri Pangeran Harry Bernama Lilibet Diana
Karena kesukaan Ratu untuk berkomunikasi lewat dunia maya itu, pakar keamanan siber Kerajaan Inggris mengatakan bahwa data Rumah Tangga Kerajaan (termasuk percakapan video call Ratu, red) kini berada dalam risiko tinggi, bukan lagi risiko sedang, untuk dibobol oleh hacker.
Peringatan tentang risiko tinggi pembobolan data digital itu ditulis oleh Sir Michael Stevens, Kepala Keamanan Data Pribadi Kerajaan Inggris.
Para hacker yang diduga mengincar disebut-sebut dari China dan Rusia.
Diingatkan bahwa dampak peretasan adalah rusaknya reputasi, dan juga hukuman dan/atau tindakan hukum terhadap Rumah Tangga atau anggota staf Kerajaan.
Pada bulan Maret 2021 lalu, Ratu Eizabeth menunjuk Elliot Atkins sebagai kepala petugas keamanan informasi untuk kemungkinan mencegah serangan online.
Sebulan sebelumnya, mantan kepala agen rahasia Inggris MI5, yakni Andrew Parker, diangkat menjadi kepala Rumah Tangga Kerajaan.
Baca juga: Inggris Siaga Tinggi Demi Keamanan Ratu Elizabeth II Setelah 2 Penyusup Masuk Perkebunan Windsor
Baca juga: Hari Ini Ratu Elizabeth II Ulang Tahun ke-95, Pangeran Philip Wariskan Kuda Poni bagi Cucunya
Baca juga: Akrab Saat Resmikan Patung Putri Diana, William dan Harry Ternyata Tetap Berseteru
Kekhawatiran yang tinggi terhadap keamanan data digital Kerajaan Inggris ini muncul setelah sistem digital Colonial Pipeline berhasil diretas oleh hacker pada Mei 2021 lalu.
Akibat peretasan ini, sistem distribusi minyak olahan milik distributor minyak terbesar di Amerika Serikat (AS) ini mengalami gangguan, dan mandek selama beberapa hari.
Serangan hacker terhadap keamanan digital Colonial Pipeline itu membuat terhentinya kerja sistem pipa penyalur utama bahan bakar dari kilang di Gulf Coast ke Pantai Timur AS.
Akibatnya, pasokan bahan bakar ke wilayah tenggara AS terganggu selama beberapa hari.
Colonial Pipeline mengakui bahwa peretas melancarkan serangan dan masuk ke sistem digital perusahaan hanya dengan mencuri satu kata sandi.