Kerajaan Inggris

Video Call Ratu Elizabeth dengan Harry & Meghan Resiko Tinggi Ditarget Hacker Rusia dan China

Selama masa pandemi dan penerapan lockdown di Inggris, Ratu Elizabeth II yang berusia 95 tahun itu menikmati komunikasi virtual

Penulis: Sunarko | Editor: Sunarko
handout/buckingham palace/afp
Ratu Elizabeth II dalam suatu kesempatan melakukan video call pada 24 Februari 2021 lalu. Selama pandemi dan Inggris melakukan lockdown, Ratu Elizabeth II menikmati percakapan virtual, termasuk lewat video call. Namun, pakar mengingatkan tentang risiko tinggi keamanan digital Ratu dibobol peretas. 

LONDON, TRIBUN-BALI.COMKerajaan Inggris meningkatkan perlindungan atas keamanan data-data digital mereka.

Pengamanan digital itu diperketat setelah diduga bahwa keamanan data digital Ratu Elizabeth II merupakan target berisiko tinggi, karena diincar para hacker atau peretas.

Diberitakan The Sun pada Senin 19 Juli 2021, selama masa pandemi dan penerapan lockdown di Inggris, Ratu Elizabeth II yang berusia 95 tahun itu menikmati komunikasi virtual via video call.

Termasuk Ratu menikmati video call dengan cucunya Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle yang tinggal di AS.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Tanam Bunga Mawar Saat Peringati Ulang Tahun ke-100 Pangeran Philip

Baca juga: Ratu Elizabeth II Bahagia Sambut Kelahiran Putri Pangeran Harry Bernama Lilibet Diana

Karena kesukaan Ratu untuk berkomunikasi lewat dunia maya itu, pakar keamanan siber Kerajaan Inggris mengatakan bahwa data Rumah Tangga Kerajaan (termasuk percakapan video call Ratu, red) kini berada dalam risiko tinggi, bukan lagi risiko sedang, untuk dibobol oleh hacker.  

Peringatan tentang risiko tinggi pembobolan data digital itu ditulis oleh Sir Michael Stevens, Kepala Keamanan Data Pribadi Kerajaan Inggris.

Para hacker yang diduga mengincar disebut-sebut dari China dan Rusia.

Diingatkan bahwa dampak peretasan adalah rusaknya reputasi, dan juga hukuman dan/atau tindakan hukum terhadap Rumah Tangga atau anggota staf Kerajaan.

Pada bulan Maret 2021 lalu, Ratu Eizabeth menunjuk Elliot Atkins sebagai kepala petugas keamanan informasi untuk kemungkinan mencegah serangan online.

Sebulan sebelumnya, mantan kepala agen rahasia Inggris MI5, yakni Andrew Parker, diangkat menjadi kepala Rumah Tangga Kerajaan.

Baca juga: Inggris Siaga Tinggi Demi Keamanan Ratu Elizabeth II Setelah 2 Penyusup Masuk Perkebunan Windsor

Baca juga: Hari Ini Ratu Elizabeth II Ulang Tahun ke-95, Pangeran Philip Wariskan Kuda Poni bagi Cucunya

Baca juga: Akrab Saat Resmikan Patung Putri Diana, William dan Harry Ternyata Tetap Berseteru

Kekhawatiran yang tinggi terhadap keamanan data digital Kerajaan Inggris ini muncul setelah sistem digital Colonial Pipeline berhasil diretas oleh hacker pada Mei 2021 lalu.

Akibat peretasan ini, sistem distribusi minyak olahan milik distributor minyak terbesar di Amerika Serikat (AS) ini mengalami gangguan, dan mandek selama beberapa hari.

Serangan hacker terhadap keamanan digital Colonial Pipeline itu membuat terhentinya kerja sistem pipa penyalur utama bahan bakar dari kilang di Gulf Coast ke Pantai Timur AS.

Akibatnya, pasokan bahan bakar ke wilayah tenggara AS terganggu selama beberapa hari.

Colonial Pipeline mengakui bahwa peretas melancarkan serangan dan masuk ke sistem digital perusahaan hanya dengan mencuri satu kata sandi.

Bahkan, pihak Colonial Pipeline sampai mengeluarkan pernyataan secara rahasia untuk membayar tebusan senilai 3 juta poundsterling (sekitar Rp 60 miliar) kepada peretas untuk memulihkan kerja sistemnya yang macet.

Serangan siber juga menghantam pabrik pengepakan daging AS yang dimiliki oleh JBS, yang menunjukkan betapa luasnya infrastruktur yang rentan terhadap ancaman siber.

Baca juga: Tayangan Wawancara Harry - Meghan & Dokumenter Britney Spears Dapat Nominasi Emmy Awards

Baca juga: Pangeran Harry Sabet Penghargaan karena Memutuskan Hanya Punya 2 Anak Setelah Kelahiran Lilibet

Baca juga: Lilibet Diana, Anak Pangeran Harry dan Meghan Tidak Akan Mendapat Gelar Putri

Sementara itu, sumber-sumber di Kerajaan Inggris bersikeras bahwa pelatihan terhadap staf dan keamanan siber tingkat tinggi selalu diadakan.

Pihak Istana Buckingham, kediaman Ratu Inggris, tidak mau berkomentar mengenai berita soal peningkatan keamanan digital Ratu tersebut.

The Sun menulis, pertahanan keamanan digital kerajaan memang diperketat.

Namun disebutkan pula bahwa tidak ada insiden khusus yang membuat Ratu mengambil langkah pengetatan keamanan data digital kerajaan.(*)

Tentang Kerajaan Inggris

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved