Berita Denpasar
Kerabat Beri Keterangan Kronologi Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar: Korban Menolak Serahkan Motor
Kerabat korban pembunuhan di Jalan Subur, Kota Denpasar, Bali, turut memberi keterangan terkait kronologis kasus yang menewaskan Gede Budiarsana (34)
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Komang Agus Ruspawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kerabat korban pembunuhan di Jalan Subur, Desa Tegal Harum, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali, turut memberi keterangan terkait kronologis kasus yang menewaskan Gede Budiarsana (34) tersebut.
Kasus ini terjadi pada Jumat 23 Juli 2021 pukul 15.00 Wita. Korban berasal dari Kubutambahan, Buleleng, Bali.
Menurut keterangan kerabat korban yang minta namanya tidak ditulis, kejadian ini berawal saat korban bersama kakaknya DH datang ke tempat kelompok pelaku di Jalan Gunung Patuha VII, Banjar Sangga Agung, Desa Tegal Harum, Denpasar Barat.
Diketahui saat keributan terjadi, DH juga mengalami luka-luka.
Baca Juga: Pelaku Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar Ditangkap, Ini Penjelasan Lengkap Polisi
Baca Juga: Korban Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar Sempat Jadi Satpam, Polisi: Pelaku Berinisial Wayan S
Dikatakan, sebelumnya DH bersama Budiarsana mengaku dicegat oleh anggota debt collector.
DH yang juga kakak korban Gede Budiarsana, saat melintas di wilayah Kuta menggunakan sepeda motor Yamaha Lexy.
Mereka dihentikan lalu dilanjutkan menagih pembayaran kredit motor yang macet oleh kelompok ini.
Korban yang berboncengan dengan kakaknya tersebut lalu diajak untuk menyelesaikan masalah ini di tempat kelompok debt collector di Jalan Gunung Patuha VII.
Keduanya lalu mengikuti anggota kelompok tersebut ke Denpasar. Saat tiba di lokasi beberapa orang dari anggota tersebut sudah menunggu.
Di lokasi, mereka lalu adu mulut atau cekcok soal penarikkan sepeda motor, karena kedua korban juga ternyata berprofesi sebagai debt collector.
"Kedua korban ini juga debt collector, sehingga tahu aturan (saat menagih). Karena tidak ada penetapan pengadilan untuk penarikan, mereka menolak untuk menyerahkan motor tersebut," ujar kerabat korban, Jumat 23 Juli 2021.
Setelah terjadi cekcok, situasi makin memanas hingga terjadi keributan.
Budiarsana dan kakaknya lalu kabur menuju Jalan Gunung Rinjani hingga sampai di simpang Jalan Subur-Kalimutu, Denpasar.
DH berhasil kabur dan menyelamatkan diri menggunakan gojek. Namun ia diketahui mengalami luka pada kepala.
Tapi nahas, Gede Budiarsana yang berusaha menyelamatkan diri justru tidak terselamatkan.
Ia ditebas pada kepala, leher belakang, dan tangan hingga putus akibat menangkis tebasan pedang dari pelaku.
Nyawa korban tidak tertolong di TKP, padahal saat itu diketahui ia sudah mencoba meminta tolong warga setempat di sekitar lokasi.
Gede Budiarsana yang juga sempat bekerja sebagai satpam ini meninggal di tengah Jalan Subur, Desa Tegal Harum, Kota Denpasar.
"DH alami luka di kepala, ada kaca yang masuk ke kepalanya. Kemungkinan kaca helm yang pecah," tambahnya.
Sementara itu, ditegaskan kerabat korban bahwa Gede Budiarsana dan DH tidak ada niat untuk arogan saat mengambil motor dan mencoba membebaskan motor yang ditarik.
Namun karena mereka menolak menyerahkan motor, terjadilah keributan yang berujung meninggalnya Gede Budiarsana.
Baca Juga: KRONOLOGI: Kasus Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar, Korban Minta Tolong, Tapi Tak Ada yang Berani
Baca Juga: UPDATE: Polisi Amankan 5 Anggota Kelompok Debt Collector Kasus Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar

Sebelumnya, menurut keterangan Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat, kasus pembunuhan di Jalan Subur ini tidak ada kaitannya dengan ormas dan kelompok.
Tetapi kata dia, hanya permasalahan pribadi atau urusan finance. Ia memastikan kasus ini karena tarik menarik motor kredit macet.
"Ini antara kelompok debitur dan kreditur. Masalah terik menarik finance, bukan ada masalah perang apa, gak ada," katanya Jumat 23 Juli 2021 malam.
"Sudah kita tangkap (pelaku), kita amankan di kantor (Polresta Denpasar)," lanjutnya.
Kompol Mikael Hutabarat menyebut, pelaku bernisial Wayan S.
“Pelakunya Wayan S Namanya. Dia yang megang parang, dia yang menebas kepalanya, dia yang motong tangannya. Jumlah saksi masih banyak, tapi yang kita amankan ini. Pelaku utamanya satu," tutup Kasat Reskrim Polresta Denpasar. (*)