Serba Serbi

Mahabharata dan Kisahnya, Menggambarkan Kehidupan Sosial Budaya Hingga Filsafat Agama Hindu

Dikenal pula dengan sebutan Sri Krishna Dwipayana, ia merupakan putra dari Maharsi Parasara. Kemudian ibunya bernama Dewi Setyawati

Editor: Wema Satya Dinata
Instagram antv_official
ilustrasi Mahabharata 

Parwa kedua, adalah Sabha Parwa yang mengisahkan para Korawa berupaya memperdaya Pandawa dengan judi dan main dadu bersama Sengkuni.

 Kemudian Pandawa kalah hingga mempertaruhkan Dewi Drupadi. Namun atas usaha Dhrstarasta, akhirnya Pandawa memperoleh kebebasan.

Namun sayangnya, Pandawa kembali bermain dadu, dan Pandawa serta Drupadi kembali kalah lalu dibuang ke hutan selama 12 tahun.

 Dengan syarat tahun ke-13 boleh kembali ke masyarakat, dan tahun ke-14 baru boleh kembali ke istana.

Kisah berlanjut, ke Wana Parwa atau parwa ke-3, yang mengisahkan Pandawa masuk ke hutan selama 12 tahun.

Menjalani suka-duka kehidupan di tengah hutan. Pandawa pun mendapat nasehat dari Bhagawan Wiyasa, seperti arahan agar Arjuna bertapa di gunung Himalaya guna memohon senjata sakti dari para dewa. Sehingga kelak apabila terjadi perang besar, senjata inilah yang bisa dipergunakan menaklukkan musuh. Salah satu kitab yang terinspirasi dari Wana Parwa ini adalah kitab Arjuna Wiwaha.

Parwa keempat, adalah Wirata Parwa, atau cerita saat Pandawa telah selesai dari pengasingannya selama 12 tahun.

Lalu mulai tahun ke-13 Pandawa keluar dari hutan dan sampai di kerajaan Wirata. Yudhistira mendapat tugas sebagai ahli agama (brahmana), Bhima menjadi juru masak, Arjuna menjadi guru tari, Nakula menjadi penjinak kuda, dan Sahadewa menjadi gembala. Sedangkan Drupadi menjadi juru rias.

Kisah berlanjut ke Udyogaparwa, yang mengisahkan tatkala Pandawa dan Korawa sama-sama mencari pendukung.

Pihak ketiga meminta agar Astina Pura dibagi dua, namun Duryodhana menolaknya. Parwa ini juga menceritakan saat Arjuna dan Duryodhana menghadap Sri Krishna, guna memohon dukungan dan bantuan apabila terjadi perang Bharatayudha. Juga kisah Prabu Salya yang diperdaya Duryodhana.

Baca juga: Dasa Mala yang Harus Dihindari Dalam Hindu Bali

Parwa selanjutnya, adalah Bhisma Parwa yang menceritakan Maharsi Bhisma menjadi panglima perang Korawa. Sementara Dhrstadyumna menjadi panglima perang Pandawa.

Bhisma memberi wejangan tentang peraturan perang. Di sini pula, Arjuna bimbang karena yang dilawannya adalah para guru, kakeknya, saudaranya sendiri.

Hal itu membuatnya ragu-ragu, dan akhirnya Sri Krishna yang memberikan nasehat.

Setelah mengerti, Arjuna kembali mengangkat busurnya bersiap untuk kembali berperang. Kisah berlanjut saat Bhisma terbunuh.

Ada bagian ketujuh, yakni Drona Parwa yang menggantikan Bhisma sebagai panglima perang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved