Setiap Harinya TPA Mandung 'Dikunjungi' Sampah Sampai 90 Ton, DLH Tabanan Merasa Sangat Kewalahan

Bahkan, saat ini tumpukan sampah tersebut justru meluber hingga mendekati kantor setempat dan hampir menutup jalan masuk ke TPA.

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
DLH Tabanan
Kondisi sampah yang meluber di areal TPA Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Kamis 29 Juli 2021. Seorang petugas tampak menyemprotkan eco enzyme secara rutin untuk membantu proses penguraian lebih cepat. 

Waktu dua hari tersebut rencananya akan dimanfaatkan untuk penataan sampah di TPA MAndung ini.

Sebab, sampah sudah meluber ke akses jalan masuk ke TPA.

“Selain itu upaya kita juga sudah menyemprotkan cairan eco enzyme yang bermanfaat untuk membantu mengurai lebih cepat sampah khususnya sampah organik dan memperkecil produksi gas metan yang kerap menimbulkan kebakaran,” jelasnya.

Menurut Subagia, penanganan sampah harus dilakukan dengan komitmen dan dikerjakan bersama dengan seluruh desa yang ada di Tabanan.

Penanganan sampah harus diselesaikan dengan berbasis sumber.

“Jika penanganan berbasis sumber ini bisa dilakukan tentu pengiriman sampah ke TPA Mandung semakin kecil. Dan dari hasil laporan, desa-desa yang memiliki TPS 3R sudah mulai berfungsi mereka,” katanya.

Komitmen penaganan sampah ini harus dilakukan sejak saat ini, sebab Gubernur Bali juga menargetkan bahwa di tahun 2022 tidak ada satupun desa adat dan desa dinas yang tidak melakukan pengelolaan sampah berbasis sumber.

“Sehingga, mau tidak mau, suka tidak suka desa adat dan desa dinas wajib melakukan penanganan sampah berbasis sumber, artinya sampah pengeolaanya hanya diselesaikan di desa. Kemudian untuk penanganan di TPA Mandung sementara masih ditangani DLH,” tandasnya.

Satu Alat Berat Rusak Pemicu Sampah Meluber

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan, I Made Subagia menyatakan, sampah yang meluber di areal TPA Mandung disebabkan alat berat yang mengalami kerusakan sejak April lalu.

Sehingga, petugas terpaksa menggunakan satu alat berat. Jika sebelumnya, ada dua alat berat yang berfungsi untuk mendorong, menurunkan dan menaikkan sampah namun satu alat berat rusak.

“Aktifitas sampah tak maksimal karena satu alat beratnya rusak. Itu rusaknya sejak April lalu,” kata Subagia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved