Tips Sehat untuk Anda

Apakah Benar Isu Menonton Film Dewasa Dapat Merusak Otak Kecil? Begini Penjelasan dr. Oka Negara

dr. Oka Negara, M.Biomed memberikan penjelasannya mengenai menonton film dewasa akan membuat otak kecil kita jadi mengecil

Istimewa
Seksolog, dr. Oka Negara., M.Biomed FIAS - Apakah Benar Isu Menonton Film Dewasa Dapat Merusak Otak Kecil? Begini Penjelasan dr. Oka Negara 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Mungkin beberapa dari masyarakat sudah pernah mendengar isu dimana dengan menonton film dewasa akan membuat otak kecil kita jadi mengecil dan akan rusak permanen.

Mengenai hal tersebut, dr. Oka Negara, M.Biomed selaku dosen di FK Universitas Udayana juga Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Denpasar memberikan penjelasannya.

Dan menurutnya, hal tersebut masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut.

"Ada beberapa lobus di otak yang dibilang akan terganggu jika terlalu sering menonton film porno, namun beberapa penelitian masih belum menentukan apakah itu benar atau tidak," katanya, Jumat 30 Juli 2021.

Baca juga: Cara Mendeteksi Kista di Tangan Karena Kista, Waspadai Gangguan Kesehatan Serius 

Lebih lanjutnya ia mengatakan, seperti berapa banyak film yang ditonton dan berapa banyak yang di bilang merusak itu belum disepakati, jikapun ada beberapa pendapat dr. Oka mengatakan harus melihat dari jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya.

Dan jika ternyata hal itu benar tentunya akan dijadikan salah satu bagian dari kurikulum pendidikan untuk menghindari pornografi karena dapat merusak otak.

"Mungkin terdapat beberapa pasien yang datang ke dokter atau psikiater dengan gangguan otak karena terlalu banyak menonton film porno, dan ternyata tidak seperti itu di lapangan. Intinya bagaimana kita mengendalikan pikiran saja," terangnya.

Karena apapun itu yang bersifat kecanduan bukan saja pada film dewasa melainkan pada rokok atau narkoba bahkan minuman keras itu juga sama buruknya.

Sehingga membuat kegiatan pada hari-hari kita tidak seimbang.

Yang seharusnya produktif menjadi tidak produktif.

"Bisa kebayang orang yang kecanduan menonton film dewasa, lagi kosong nonton film dewasa, setiap waktunya kosong menonton dewasa, padahal mungkin dia punya pekerjaan dan harusnya berkreativitas," sambungnya.

Ia iuga mengaku pernah menangani pasien yang kecanduan menonton film dewasa, lalu ia mengatasinya dengan memberikan pasien tersebut tugas-tugas dan hingga kini pasien tersebut sudah tidak lagi kecanduan film dewasa lagi.

Baca juga: Hingga Kini Sebanyak 53.704 Warga Kota Denpasar Belum Tercover BPJS Kesehatan

"Kalaupun ada kasus orang menjadi arogan dan kacau itu bukan pure karena menonton film dewasa, pasti ada faktor yang lain. Namun bukan berarti dapat menonton film dewasa dengan sebebas-bebasnya tetap isi waktu luang dengan hal yang produktif. Ketika terdapat dorongan seksual dan menonton film dewasa silahkan saja, namun jangan dijadikan kebiasaan," tutupnya. (*).

Kumpulan Artikel Tips Sehat untuk Anda

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved