Corona di Bali
Dampak Pandemi, Banyak Hotel Dijual di Marketplace, Wagub Bali Berharap Pengusaha Mempertahankannya
Pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor tidak hanya kesehatan, tetapi juga sektor perekonomian.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Sehingga, salah satu langkah untuk penyelamatannya adalah dengan jalan menjual aset yang dimilikinya, seperti hotel.
"Saya melihat hotel itu usaha, basic-nya adalah untung dan rugi. Ketika dia sudah nggak bisa menahan keadaan ekonomi sekarang pasti larinya akan ke sana (menjual)," ujarnya.
Cok Ace mengaku memaklumi keputusan yang diambil para pengusaha yang memilih menutup dan menjual hotelnya tersebut.
"Jadi saya kira itu sebuah keputusan yang bisa kita maklumi. Karena saya juga bagian dari orang-orang seperti itu (pengusaha hotel). Di masa seperti ini sangat tertekan banget. Jadi saya yakin mereka juga melepas hotelnya dalam harga yang sesuai mereka inginkan, apalagi di tengah kondisi sekarang. Pilihan itu juga harus diambil. Kalau diperpanjang, risikonya lebih panjang," jelasnya.
Saat disinggung apakah fenomena ini justru akan menghilangnya pamor pariwisata Bali yang sudah terkenal mendunia tersebut, mantan Bupati Gianyar itu menampiknya.
Dia menyebutkan, persoalan jual-beli hotel tersebut hanya persoalan perpindahan kepemilikan semata.
"Bukan, ini kan pindah tangan saja,” katanya.
Jika mengacu pada data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) Bali pada 2020 jumlah hotel di Bali 380 buah, yang terdiri dari 11 hotel bintang I, 51 hotel bintang II, 140 hotel bintang III, 116 hotel bintang IV, dan 62 hotel bintang V.
“Karena teman-teman di Bali hotelnya kan hotel warisan, karena hotel memang bergerak dalam bidang hotelier,” ungkap Cok Ace.
Baca juga: Tidak Nafsu Makan saat kena Covid-19, Begini Cara Mengatasinya
Cok Ace berharap para pengusaha hotel tersebut dapat mempertahankan hotelnya demi kelangsungan para pekerja pariwisata yang bergantung nasibnya pada para pengusaha tersebut.
Namun, pihaknya menghormati jika ada para pengusaha yang memutuskan untuk menjual hotelnya untuk penyelamatan asetnya.
“Kalau bisa bertahan, sama-sama lah kita bertahan untuk menjaga aset-aset kita di Bali. Jangan sampai lepas semua. Ini masalah sensitif sekali. Kalau saya bilang, saya nggak bisa katakan kapan selesainya persoalan Covid ini, karena ini betul-betul soal pandemi,” tandasnya.
Di sisi lain, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto melihat kondisi banyaknya hotel yang dijual tersebut tidak lazim untuk transaksi dan penjualan skala investasi besar seperti menjual satu gedung.
"Biasanya, pemilik gedung tidak akan terbuka seperti itu," ujar Ferry beberapa waktu lalu.
Dia melanjutkan, para pemilik hotel lebih banyak bergerak silent (diam-diam) dan menghubungi calon investor besar yang memang serius berinvestasi.