Berita Tabanan

Dua Titik Larangan Tanpa Pemandu Sudah Dipasang, Pendaki Gunung Sang Hyang Tabanan Kerap Tersesat

Pihak Desa Jawiluwih bersama desa adat setempat masih terus berkoordinasi mengenai sejumlah kejadian tersesatnya warga saat mendaki menuju Gunung Sang

Istimewa
Suasana pencarian bule Rusia yang tersesat di Gunung Sang Hyang Kecamatan Penebel Tabanan, Senin 9 Agustus 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Pihak Desa Jawiluwih bersama desa adat setempat masih terus berkoordinasi mengenai sejumlah kejadian tersesatnya warga saat mendaki menuju Gunung Sang Hyang, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali.

Padahal, sejatinya pihak desa dinas dan desa adat telah memasang rambu atau pelang pelarangan untuk pendaki yang tanpa pemandu.

Hal ini karena pendaki bisa berpotensi tersesat.

Bahkan sejauh ini tak hanya warga luar Tabanan yang pernah tersesat, namun juga warga lokal sempat tersesat namun berhasil keluar dalam keadaan selamat. 

Baca juga: Mr Igor Ditemukan sedang Kelelahan, WN Rusia Tersesat Saat Mendaki Gunung Sang Hyang Tabanan

"Belum ada pembahasan lanjutan. Namun, sebelumnya kita (dinas dan adat) sudah ada kesepakatan untuk perlintasan hutan. Jadi bagi siapa yang naik (mendaki) tanpa izin, bukan menjadi tanggung jawab kami," ungkap Perbekel Jatiluwih, I Nengah Kartika memberikan gambaran isi plang yang dipasang tersebut saat dikonfirmasi, Selasa 10 Agustus 2021. 

Nengah Kartika melanjutkan, sejauh ini sudah ada dua titik pelang pelarangan yang dipasang di pintu masuk atau jalur umum menuju Puncak Sang Hyang.

Namun masih saja ada warga atau pendaki yang tak mengindahkannya sehingga kejadian tersesat di tengah hutan kerap terjadi. 

Baca juga: Akhirnya Tim SAR Temukan WNA Rusia yang Sempat Tersesat di Gunung Sanghyang Tabanan

"Kalau di wilayah kita ada dua titik yang menjadi jalur umum untuk menuju Gunung Sang Hyang ini. Dan semua juga sudah kita pasangkan plang peringatan itu," jelasnya. 

Menurut Kartika, selama ini sejatinya banyak warga yang justru mengalami hilang arah pulang atau tersesat dalam hutan.

Bahkan tak hanya warga luar Tabanan, melainkan warga lokal yang biasa mendaki juga pernah tersesat.

Namun tersesat dalam artian tak kembali sesuai dengan arah masuknya. 

Baca juga: 10 Tempat Usaha di Tabanan Kedapatan Langgar Jam Operasional, Satpol PP Tindaklanjuti Sesuai Aturan

"Mereka yang tersesat itu tak bisa menemukan arah jalan pulangnya. Terkadang ada warga yang justru menuju wilayah Pujungan, Kecamatan Pupuan," jelasnya. 

Kemungkinan, kata dia, jalur yang terjal dan hutan yang rimbun tak menjamin bagi pendaki untuk bisa menemukan jalur yang benar.

Sehingga pemandu lokal atau warga yang sudah biasa di kawasan ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. 

"Kami sangat imbau agar nanti jika tidak mengajak pemandu lokal akana sangat berisiko. Dan kami juga berharap agar tidak terjadi lagi hal seperti ini ke depannya,"harapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved