Berita Klungkung

Tembok di TOSS Karangdadi Klungkung Dilukis Mural, Baik Buruk Sikap Berdampak ke Lingkungan

Pemerintah mengkritik masyarakat dalam karya seni di tembok Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Karangdadi

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Lukisan mural di TOSS Karangdadi, Desa Kusamba, Klungkung, Selasa 31 Agustus 2021 - Tembok di TOSS Karangdadi Klungkung Dilukis Mural, Baik Buruk Sikap Berdampak ke Lingkungan 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Aparat begitu sigap menghapus mural bernada kritik terhadap pemerintah terkait penanganan pandemi hingga korupsi.

Seniman mural sampai diburu karena dianggap menghina lambang negara.

Namun beda cerita di Klungkung, Bali.

Lewat media mural, Pemkab membalik keadaan.

Baca juga: Viral Kritik Pemerintah lewat Mural, Sosiolog Unud Beri Pandangan terhadap Fenomena Ini

Pemerintah mengkritik masyarakat dalam karya seni di tembok Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Karangdadi.

Mural dibuat agar warga mengelola sampah dengan baik.

Tembok di TOSS Centre yang dilukis mural memiliki panjang sekitar panjang 150 meter dan tinggi dua meter.

Mural terlukis di kedua sisinya, sehingga panjang mural secara keseluruhan mencapai 300 meter.

"Mural ini rampung di lukis bulan Mei lalu, yang melukisnya seniman lokal asal Nusa Penida. Sementara untuk konsepnya dari Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan, I Ketut Suadnyana, Selasa 31 Agustus 2021.

Mural tersebut secara umum menggambarkan bagaimana kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah dan dampaknya kepada lingkungan.

Seperti di sisi timur tembok, menggambarkan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dan membuat lingkungan menjadi kumuh.

Sampah mencemari selokan, sungai, dan laut, yang menyebabkan bencana banjir hingga merusak populasi satwa karena habitatnya terkontaminasi sampah.

Digambarkan juga bagaimana sampah dan TPA yang menumpuk hingga menjadi sumber penyakit.

Sementara di sisi barat, digambar cara mengelola sampah dengan baik dari rumah tangga.

Semisal dengan memilahnya terlebih dahulu sebelum dibuang dan diangkut oleh petugas kebersihan.

Sampah organik dapat dikelola menjadi pupuk, dan menyuburkan tanaman, serta sampah anorganik dapat dijual dan memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat.

Dilukis juga bagaimana keasrian lingkungan, saat sampah dapat dikelola dengan baik.

Baca juga: Mural Sepanjang 300 Meter di Tembok TOSS Center Klungkung,Kritik Oknum yang Buang Sampah Sembarangan

"Lukisan mural ini memang berbeda, karena tujuannya memang mengingatkan masyarakat bagaimana jika warga ini membuang sampahnya sembarangan. Apa dampaknya terhadap lingkungannnya. Serta mengedukasi, bagaimana seharusnya sampah itu dikelola," jelas Suadnyana.

Seniman pembuat mural, I Ketut Sumadi merampungkan mural itu dalam waktu sebulan.

Tidak ada kesulitan berarti baginya dalam menuntaskan mural tersebut.

"Tidak ada kesulitan, karena memang mencintai pekerjaan saya dalam melukis mural ini," ungkapnya. (*).

Kumpulan Artikel Klungkung

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved