Berita Tabanan
Bayu dan Mamo Dapat Upah Rp1 Juta Dari Luncurkan Sabu
Tiga orang pria dengan mengenakan baju tahanan berwarna orange tampak digiring dari ruang tahanan menuju halaman Mapolres Tabanan
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN – Tiga orang pria dengan mengenakan baju tahanan berwarna orange tampak digiring dari ruang tahanan menuju halaman Mapolres Tabanan, Jumat 10 September 2021.
Mereka adalah tiga orang penyalahguna narkotika jenis sabu oleh Sat Res Narkoba Polres Tabanan.
Tiga orang pelaku ini merupakan komplotan yang berbagi peran, yakni sebagai tukang luncur atau pengedar.
Mereka diamankan di tiga tempat berbeda dengan barang bukti yang beragam.
Tiga pelaku yang berhasil ditangkap diantaranya adalah I Kadek Prahadita alias Manuh yang saat ini berusia 28 tahun.
Pria kelahiran 1993 itu berhasil diamankan polisi di pinggir jalan Perumahan Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan.
Dari tangan pelaku berhasil diamankan sabu seberat 0,25 gram bruto dan 0,15 gram netto.
Kemudian tersangka kedua, yakni I Kadek Bayu Sumadana alias Bayu yang saat ini berusia 26 tahun.
Dia ditangkap di depan rumah tersangka kawasan Desa Mengwi, Kabupaten Badung.
Dari tangan pelaku polisi berhasil amankan 14 paket sabu 5,9 gram.
Terakhir adalah I Wayan Sudarmayasa alias Mamo yang saat ini baru berusia 27 tahun.
Dia berhasil dibekuk di halaman samping Kantor LPD Desa Geluntung, Kecamatan Marga.
Dari tangannya, petugas berhasil amankan 10 paket sabu seberat 2,48 bruto dan netto 1,48 gram.
“Jadi, tiga pelaku ini berkaitan, mereka kita amankan di tiga tempat berbeda,” ungkap Kabag Ops Polres Tabanan, Kompol I Nengah Sudiarta didampingi Kasat Narkoba Polres Tabanan, AKP I Gede Sudiarna Putra saat memberikan keterangan Jumat 10 September 2021.
Kompol Sudiarta menegaskan, pengungkapan kasus berawal dari laporan masyarakat.
Kemudian laporan tersebut ditindaklanjuti jajaran Sat Res Narkoba Polres Tabanan dengan penyelidikan.
Pelaku pertama yang diamankan adalah pelaku I Kadek Prahadita alias Manuh.
Kemudian setelah dikembangkan didapati dua pelaku lagi masing-masing Kadek Bayu Sumadana alias Bayu dan Wayan Sudarmayasa alias Mamo.
“Setelah kita interogasi mereka mendapat barang dari satu orang yang sama atau satu sumber, saat ini masih kita kembangkan terus,” ungkapnya.
Kasat Narkoba Polres Tabanan, AKP I Gede Sudiarna Putra menambahkan, tiga pelaku notabene pengangguran karena dirumahkan akibat pandemi ini memiliki peran berbeda-beda.
Pelaku Manuh memang hanya sebagai pengguna atau pemakai narkotika, kemudian tersangka Bayu dan Mamo sebagai tukang luncur alias tukang tempel atau yang lebih umumnya disebut sebagai pengedar.
Selain itu mereka juga pemakai.
Modus yang mereka gunakan untuk mengedarkan shabu dengan cara menempelnya di pohon dengan sebuah paku.
“Mereka ini jobnya berbeda-beda antara Bayu dan Mamo. Bayu yang memiliki barang pada awalnya, karena kewalahan Memo diminta menyebar khusus di daerah Kecamatan Marga dan Penebel, sementara untuk daerah Kecamatan Kediri dan Badung Bayu yang mengedarkan,” jelasnya.
Kemudian, kata dia, barang yang didapat pelaku ini dari satu sumber berinisial WD yang saat ini masih berstatus buronan.
Baca juga: Truk Bermuatan Jagung Terjun ke Kebun Warga di Selemadeg Tabanan, Diduga Sopir Mengantuk
“Untuk pelaku dengan inisial WD ini masih kita kerja dan lakukan pengembangan.
Akibat perbuatanya itu, ketiga pelaku disangkakan pasal 112 ayat 1 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan ancaman hukuman paling singkat 4 tahun penjara dan paling lama 12 tahun penjara dan denda paling sedikit Rp800 juta dan paling banyak Rp8 miliar.
Edarkan 15 Paket, Dapat Upah Rp1 Juta
Kasat Narkoba Polres Tabanan, AKP I Gede Sudiarna Putra mengungkapkan, dua pengedar atau tukang luncur ini menggunakan metode pada umumnya, yakni system tempel di sebuah tempat.
Kali ini mereka menempelnya di pohon dengan sebuah paku.
Baca juga: Disperindag Tabanan Mulai Lirik Pertashop Sebagai Tambahan PAD, Wajib Tera Ulang Mulai Tahun Depan
Menariknya, mereka melakukan pekerjaan ini lantaran gak ada pekerjaan lain yang bisa diambil.
Jika mereka bisa mengedarkan 15 paket tersebut, mereka akan mendapatkan upah Rp1 Juta masing-masing.
“Dari keterangan pelaku ini, mereka dapat Rp1 Juta jika berhasil menghabiskan mengedarkan sebanyak 15 paket itu,” ungkapnya.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat bersama-sama untuk melakukan pengawasan kepada anaknya masing-masing di rumah. Sebab, peredaran narkotika ini sudah masuk ke desa-desa dan bisa merusak generasi muda di wilayah Tabanan.
“Mari kita bersama-sama memerangi narkotika dan menjaga generasi muda kita untuk tetap anti dengan narkotika,” tegasnya. (*)