Berita Jembrana
Kasus DBD di Jembrana Nihil Pada September 2021, Dinkes Imbau Warga Waspada Musim Penghujan
Kasus Demam Berdarah Denque (DBD) di Jembrana untuk bulan September 2021 ini masih nihil atau nol.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Kasus Demam Berdarah Denque (DBD) di Jembrana untuk bulan September 2021 ini masih nihil atau nol.
Meskipun, tidak seperti tahun sebelumnya dimana kasus DBD di Jembrana pada bulan yang sama mencapai 13 kasus.
Meski demikian, hal ini tidak membuat Dinas Kesehatan Jembrana lengah atau abai terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypty.
Apalagi, di bulan September hingga Maret 2022 merupakan masa penghujan.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gusti Bagus Ketut Oka Parwatha mengatakan, puncak DBD terjadi setiap tahunnya pada bulan-bulan Januari hingga April.
Kemudian pada bulan selanjutnya atau Mei mulai menurun.
Namun, pihaknya tetap meminta waspada kepada pihak faskes (fasilitas kesehatan) di Desa untuk mewaspadai.
Terlebih ialah masyarakat.
Dimana peran masyarakat cukup penting untuk melaksanakan penjagaan terhadap lingkungan.
“Kami tetap mengimbau supaya waspada. Meskipun di bulan ini masih 0 kasus atau nihil. Sedangkan di Agustus kemarin ada dua kasus,” ucapnya Rabu 15 September 2021 saat ditemui di ruangannya.
Oka menjelaskan, saat ini pihaknya tetap menggelar Fogging dan kewaspadaan pada wilayah-wilayah endemik atau zona merah kasus.
Dimana salah satunya ialah di kawasan Pengambengan, melihat kasus lama dengan lingkungan yang banyak kubangan, tempat nyamuk bertelur.
Fogging sendiri dilaksanakan mulai hari Senin sampai Jumat.
Terfokus di tempat ada kasus.
“Kami tetap di zona merah untuk menggelar Fogging yang kasusnya banyak. Dan juga menggalakkan Jumat bersih. Gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk di hari Jumat,” ungkapnya.
Menurut Oka Parwatha bahwa untuk kasus DBD sendiri antara tahun 2020 dan 2021 ada masa puncak kasus.
Namun, ada perbedaan perbandingan antara tahun ini dan sebelumnya.
Untuk 2021 masa puncak kasus ada di bulan Januari.
Sedangkan tahun 2020 di bulan Maret dan April.
Hanya saja, di tahun 2021 penurunan kasus sudah lebih dari 80 persen dibanding 2020 lalu.
Data secara keseluruhan lebih tinggi di tahun 2020.
“Kasus meninggal tahun lalu dua, tahun ini nihil tidak ada,” bebernya.
Untuk data kasus sendiri, secara grafik antara tahun 2020 dan 2021, di bulan Januari tahun lalu ada 22, tahun ini 27.
Februari 2020 18 kasus, Februari 2021 14 kasus.
Baca juga: Guna Menekan Penyebaran Covid-19, Polres Jembrana Aktifkan QR Code Aplikasi PeduliLindungi
Baca juga: Polres Jembrana Gelar Operasi Bina Waspada Agung 2021, Akan Digelar Hingga 12 Hari Kedepan
Kemudian bulan Maret 2020 40 kasus, Maret 2021 11 kasus.
Bulan April 2020 39 kasus, April 2021 9 kasus.
Mei 2020 35, Mei 2021 5 kasus.
Juni 2020 ada 20 kasus, Mei 2021 ada 7 kasus.
Juli 2020 ada 16 kasus, dan Juli 2021 2 kasus.
Agustus 2020 18 kasus, dan Agustus 2021 dua kasus.
Terakhir pada September 2020 ada 13 kasus dan September 0 atau nihil kasus.
“Sedangkan untuk bulan selanjutnya sebagai kewaspada kami di bulan Oktober 2020 ada 11, November 12 kasus dan Desember ada 21 kasus,” pungkasnya. (*)