Serba serbi
Bhatara Mahadewa Semadi, Anggara Wuku Kulantir Berbarengan Kajeng Kliwon
Dalam lontar Sundarigama, disebutkan bahwa saat itu merupakan hari suci. Sebab Bhatara Mahadewa melakukan yoga semadi.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Dimohonkan untuk menjaga rumah beserta seluruh isinya. Sehingga kita menemukan keselamatan dan kesempurnaan. Namun pada Kajeng Kliwon ditambah dengan segehan warna 5 ditata dalam satu wadah.
Tempat mempersembahkan sesajen itu adalah di jalan keluar masuk perumahan, di samping pintu masuk.
Sesajen berupa canang lengawangi, buratwangi, canang yasa, canang gantal yang ditempatkan di atas lalu dipersembahkan kepada Durgadewi.
Sesajen di bawah ditujukan kepada Sang Durga Bhucari, Kala Bhucari dan Bhuta Bhucari.
Pahalanya adalah penghuni rumah akan mendapatkan keselamatan dan kesempurnaan.
Namun apabila tidak membuat persembahan seperti itu, maka ketiga Bhucari ini akan memohon izin kepada Durgadewi untuk membencanai dan menganggu penghuni rumah.
Membuat penyakit, mengundang guna-guna, seperti desti, teluh, dan hama penyakit.
Serta memasang pemusnah untuk memusnahkan vibrasi kekuatan rumah sehingga para dewata kabur dan memberi kesempatan bagi bala pasukan Sang Hyang Adikala, terutama bala pasukan Bhatari Durga untuk melakukan kerusakan.
Kemudian makna khusus Selasa Kliwon atau disebut Anggarakasih adalah bermakna mencintai diri sendiri yang harus dilakukan setiap saat. Karena itu manusia wajib memusnahkan segala bentuk penderitaan di dalam diri.
Segala bencana di dalam diri dengan cara melakukan yoga. Sebab pada hari itu merupakan hari suci bagi Sang Hyang Ayu menggelar yoga.
Di mana Sang Hyang Rudra mengenyahkan segala keburukan dan kejahatan di alam semesta. Caranya dengan mempersembahkan sesajen canang wangi di sanggah dilengkapi bunga harum, dupa harum, dan memohon air suci. (*)
Artikel lainnya di Serba serbi