Kesehatan
Cuci Darah Akibat Penyakit Ginjal, Berikut Pengertian, Proses, dan Efek Samping
Cuci darah dibutuhkan saat ginjal sudah tidak bisa menjalankan fungsinya secara optimal.
Pembuatan akses ini memerlukan operasi kecil pada lengan atau kaki penderitanya. Terkadang, akses dibuat dengan menghubungkan arteri ke vena di bawah kulit.
Tujuannya untuk membuat pembuluh darah dengan ukuran lebih besar yang disebut fistula. Namun, jika pembuluh darah tidak cukup untuk fistula, dokter akan menggunakan tabung plastik lembut untuk menghubungkan arteri dan vena di bawah kulit Anda.
Prosedur ini disebut cangkok. Ada juga pembuatan akses darah menggunakan slang plastik, yang disebut kateter.
Kateter dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar di leher penderitanya. Selama cuci darah, penderita akan disarankan duduk atau berbaring dalam posisi nyaman.
Tenaga medis lalu memasang jarum ke akses keluar masuk darah. Pompa di mesin cuci darah lalu mengeluarkan darah dari tubuh, lalu menyaring limbah sampai kelebihan cairan dari tubuh.
Oleh mesin, darah yang sudah bersih lalu dimasukkan kembali ke tubuh lewat akses utama.
Baca juga: Inilah Tanda-Tanda Ginjal Anda Mulai Mengalami Kerusakan, Waspadalah!
Lamanya proses cuci darah bisa berbeda-beda, tergantung kondisi kesehatan masing-masing penderita penyakit ginjal. Ada yang berlangsung tiga sampai lima jam.
Intensitasnya juga berlainan, ada yang sampai tiga kali seminggu. Selama proses cuci darah, biasanya penderita bisa membaca sampai menonton televisi.
Efek samping cuci darah
Kendati bermanfaat bagi penderita gagal ginjal dan penyakit ginjal kronis lainnya, cuci darah juga ada efek sampingnya.
Melansir Healthline, beberapa efek samping cuci darah yang kadang dirasakan penderitanya yakni:
- Tekanan darah rendah
- Anemia
- Kram otot
- Susah tidur
- Gatal
- Kadar kalium tinggi
- Radang selaput di sekitar jaringan jantung
- Infeksi aliran darah
- Detak jantung tidak teratur
Jika pasien cuci darah mengalami beberapa gejala di atas, beri tahu dokter yang menangani.
Selain itu, sejumlah pasien juga mengalami efek cuci darah jangka panjang, yakni amiloidosis.
Penyakit ini dapat terjadi ketika protein amiloid yang diproduksi di sumsum tulang menumpuk di organ seperti ginjal, hati, dan jantung.
Kondisi ini dapat membuat pasien cuci darah mengalami nyeri sendi, badan kaku, dan bengkak.
Beberapa pasien cuci darah kemungkinan juga mengalami depresi setelah menerima diagnosis gagal ginjal jangka panjang.
(Kompas.com/Mahardini Nur Afifah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cuci Darah: Pengertian, Proses, Efek Samping"