Berita Bangli
Akibat Hujan Deras Jalur Tembuku - Kintamani Amblas, Rawan Dilintasi Kendaraan Roda Empat
Hujan deras yang terjadi pada Kamis 23 September 2021 lalu mengakibatkan senderan jalan di wilayah Banjar Penida Kelod, Desa/Kecamatan Tembuku longsor
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Hujan deras yang terjadi pada Kamis 23 September 2021 lalu mengakibatkan senderan jalan di wilayah Banjar Penida Kelod, Desa/Kecamatan Tembuku longsor.
Kejadian tersebut juga mengakibatkan badan jalan disekitarnya amblas, sehingga rawan dilintasi kendaraan roda empat.
Menurut warga sekitar, amblasnya badan jalan tersebut diketahui Jumat 24 September 2021 pagi.
Warga bernama Gung Wira itu mengatakan jika senderan di jalur tersebut memang rawan longsor.
Ia mengungkapkan sebelumnya sekitar beberapa pekan lalu, di sebelah selatan jalur tersebut sempat longsor dan sudah dilaporkan ke Pemda Bangli melalui pengaduan 24 jam.
“Sudah ada rencana akan diperbaiki, tapi tiba-tiba sepekan lalu kembali longsor. Waktu itu masih sedikit. Hanya bahu jalannya saja yang longsor. Oleh warga sekitar akhirnya dipasangi police line. Tapi karena semalam hujan deras sekali, hampir setengah badan jalan akhirnya amblas,” ucap dia.
Gung Wira berharap jalur tersebut segera mendapatkan penanganan.
Karena kondisi jalan yang amblas mengakibatkan warga khususunya yang memiliki mobil was-was saat hendak melintas.
Apalagi di sebelah barat jalur yang amblas terdapat sawah dengan kedalaman sekitar lima meter dari badan jalan.
Sementara Perbekel Desa Tembuku, I Ketut Mudiarsa mengatakan, longsor di wilayah Banjar Penida Kelod sejatinya sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu.
Titik longsor tersebut berada di sebelah utara SDN 4 Tembuku.
“Panjang longsor itu sekitar 30 meter. Jalur tersebut juga mulai rawan dilintasi karena sekarang aspal itu sudah amblas,” ungkapnya.
Mudiarsa tak menampik jika jalur ini cenderung padat kendaraan karena merupakan jalur penghubung Tembuku – Kintamani.
Namun, karena kondisi ketahanan jalan yang rawan akibat longsor, serta alasan keselamatan pengguna jalan, pihak desa akhirnya membuat pengumuman larangan melintas melalui sosial media.
Serta memasang plang larangan melintas bagi kendaraan yang membawa barang berat.
