Serba serbi

Ayur Weda dan Purana, Berikut Jenis Atau Kelompok Upaweda

Kitab-kitab Upaweda, merupakan kitab kelompok kedua dari Veda (Weda) Smrti. Setelah kitab-kitab Vedangga, kata Upaweda berasal dari bahasa Sansekerta

Tribun Bali/ Net
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kitab-kitab Upaweda, merupakan kitab kelompok kedua dari Veda (Weda) Smrti.

Setelah kitab-kitab Vedangga, kata Upaweda berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua kata yaitu Upa dan Veda. 

Kata Upa dapat diartikan dekat dan kata Veda berarti pengetahuan suci (kitab suci). Sehingga Upaweda berarti dekat dengan Weda atau pengetahuan suci. Dan dapat pula diartikan sebagai Weda tambahan. 

Baca juga: Hindu: Setiap Orang yang Mengimplementasikan Ajaran Weda

Kitab Upaweda memiliki fungsi yang sama pentingnya dengan kitab-kitab Smrti lainnya.

Kitab Upaweda terdiri dari beberapa cabang ilmu, antara lain adalah Itihasa, yang diartikan sebagai sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya. 

Nama Itihasa pada mulanya diberikan oleh penulis Mahabarata, yakni Bhagawan Wiyasa (Byasa).

Itihasa adalah epos yang menceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan Hindu di masa lampau. 

Baca juga: Kiamat atau Pralaya, Wisnu Purana Berikut Arti dan Maknanya Dalam Hindu

Sehingga Itihasa adalah karya sastra yang bersifat spiritual, dimana ceritanya penuh fantasi, roman, kewiraan, dan mitologi. Kitab Itihasa terdiri dari Ramayana dan Mahabharata. 

Lalu ada Purana, sebagai bagian dari Upaweda. Kitab Purana, berisikan berbagai macam cerita dan keterangan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada zaman dahulu kala (kuno). 

Artha Sastra, adalah kitab yang berisikan tentang pokok-pokok pemikiran bidang ilmu politik.

Sebagai bagian dari Upaweda, Artha Sastra ditulis oleh Bhagawan Brhaspati. Jejak beliau di dalam tulis-menulis kitab-kitab Artha Sastra diikuti oleh Maharesi Kautilya (Canakhya). 

Baca juga: Hindu: Setiap Orang yang Mengimplementasikan Ajaran Weda

Selain itu, ada pula Bhagawan Usana, Parasara, Dandin, Wisnugupta, Bharadwaja, dan Wisalaksa sebagai penulis kitab Artha Sastra. Kitab-kitab yang tergolong Artha Sastra adalah Niti Sastra atau Rajadharma. 

Ayur Weda, adalah kelompok kitab yang menguraikan tentang bidang ilmu kedokteran atau kesehatan baik rohani maupun jasmani. Adapun kitab yang tergolong Ayur Weda, adalah Caraka Samhita, Susruta Samhita, Kasyapa Samhita, Astanggahrdaya, Yogasara, dan Kama Sutra. 

Materi dalam kitab Ayurweda, meliputi delapan bidang ajaran umum. Yaitu, Salya atau ajaran ilmu bedah. Salkya atau ajaran ilmu penyakit. Kayakitsa adalah ajaran mengenai ilmu obat-obatan. 

Bhuta Widya, ajaran mengenai ilmu psikotheraphy. Kaumara Bhrtya adalah ajaran mengenai pendidikan anak-anak dan merupakan dasar ilmu jiwa anak-anak. Agada Tantra, yaitu ilmu toksikologi. Rasayama Tantra, adalah ilmu mukjizat. Serta Wajikarana Tantra adalah ilmu jiwa remaja. 

Gandharwa Weda, adalah bagian dari kitab-kitab Upaweda. Gandharwa Weda, sebagai kitab Smrti juga memiliki beberapa bagian kitab lagi. Seperti Natya Sastra, Natya Wedagama, Dewa Dasa Sahasri, Rasarnawa, Rasaratnasamucaya, dan lainnya. Kitab Gandharwa Weda menguraikan tentang berbagai aspek cabang ilmu seni. 

Ada pula Kama Sastra, yang merupakan kitab suci agama Hindu pada bagian Smrti (Upaweda).Kama Sastra sebagai bagian dari Upaweda yang isinya menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni, atau rasa indah. 

Di dalam upaya mewujudkan salah satu tujuan hidup, umat Hindu beragama dipandang perlu membangkitkan rasa indah tersebut. Kebangkitan rasa indah manusia tersebut untuk berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sehingga asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah dan bernilai positif. 

Salah satu kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya Bhagawan Watsyayana pada abad ke-10 Masehi. Bernama kitab Kamasutra. 

Lalu Agama, atau kitab yang ada setelah agama Hindu ada dan berkembang di dunia. Menurut Weda, agama Hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh umat manusia. Hal ini termuat dalam kitab Yajur Weda. 

Kitab Agama memuat ajaran tentang keyakinan adanya Tuhan.

Serta petunjuk untuk melaksanakan tata cara persembahyangan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kitab-kitab Smrti dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk menata kehidupan yang berhubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Sebab dalam Manawa Dharma Sastra II.6, disebutkan bahwa seluruh Weda merupakan sumber utama daripada Dharma atau kebenaran dalam agama Hindu.

Kemudian barulah Smrti. Disamping kebiasaan yang baik dari orang yang menghayati Weda (sila). Lalu tradisi-tradisi dari orang suci (acara) serta rasa puas diri sendiri (atmanastusti). (*)

Artikel lainnya di Serba serbi

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved