Berita Denpasar
Yujin Terkesan Liburan di Bali Berkat Palebon Ida Pedanda Nabe
Pelaksanaan palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten menjadi tontonan menarik bagi wisatawan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pelaksanaan palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, Sanur, Kota Denpasar, Bali, menjadi tontonan menarik bagi wisatawan.
Tak hanya hanya warga lokal, namun juga wisatawan mancanegara yang berlibur di Bali.
Meskipun dalam masa pandemi Covid-19, pelaksanaan palebon ini tetap menarik bagi wisatawan ini.
Salah satunya yang dirasakan oleh wisatawan asal Italia, Yujin.
Baca juga: BREAKING NEWS - Puncak Palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung, Gunakan Bade Setinggi 16 Meter
Ia yang tinggal di vila wilayah Canggu, Kabupaten Badung, Bali.
Ia datang ke Kota Denpasar demi menyaksikan palebon ini.
Ia bahkan datang lebih awal dan rela menunggu berjam-jam.
Agar dapat menyaksikan keunikan tradisi dari Bali ini.
“Luar biasa dan unik, saya suka dan lebih menikmati liburan di Bali dengan adanya acara ini.
Meskipun saat ini sedang pandemi, tapi ini sangat menarik bagi saya,” kata Yujin, Jumat 8 Oktober 2021 siang.
Dirinya pun merasa beruntung berada di Bali saat ada acara palebon ini.
Sementara itu, salah satu putra Ida Pedanda yakni da Bagus Gede Agung Sidharta Putra mengatakan.
Tradisi budaya merupakan daya tarik wisata yang sebenarnya.
Sehingga acara palebon di griyanya pun menjadi menarik bagi wisatawan.
Baca juga: Serangkaian Palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung, Jika Tak Pandemi, Diikuti Puluhan Ribu
“Ini adalah taksu Bali, kegiatan adat dan budaya.
Budaya Bali ini kuat dan unik.
Sehingga memiliki daya tarik bagi wisatawan,” kata lelaki yang akrab disapa Gusde Sidarta ini di sela-sela kegiatan palebon.
Menurutnya, jika kondisi normal, maka akan lebih banyak lagi wisatawan yang hadir untuk menyaksikan prosesi ini.
“Wisatawan ke Bali bukan mencari hotel mewah atau restoran mewah.
Tapi tradisi dan budayanya yang dicari,” katanya.
(*)